Laboratorium Vaksin Virus Corona Diduga Jadi Terget Peretas Rusia, Waduh!

Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris melaporkan adanya dugaan serangan peretas Rusia pada laboratorium vaksin virus Corona.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 20 Juli 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi peretas. (Pixabay)

Ilustrasi peretas. (Pixabay)

Hitekno.com - Peretas Rusia diduga mengincar Laboratorium-laboratorium Inggris yang mengerjakan vaksin virus corona atau COVID-19. 

Kabar aksi para peretas Rusia ini disampaikan kepala Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris.

"Kami mengutuk serangan-serangan tercela ini," kata seorang kepala GCHQ.

Baca Juga: FBI Turun Tangan untuk Selidiki Kasus Peretasan di Twitter

Inggris menentang tuduhan kampanye Moskow untuk mencuri informasi dalam upaya mengembangkan vaksin virus corona.

Kelompok mata-mata yang didukung oleh negara Rusia, APT29, telah meluncurkan serangan dunia maya di laboratorium-laboratorium Inggris, menurut mata-mata Inggris.

National Cyber Security Center menuduh Kremlin berusaha merobek temuan sehingga Rusia dapat memproduksi vaksin pada saat yang sama atau lebih cepat.

Baca Juga: Twitter Klaim Kata Sandi Tak Ada yang Dicuri saat Peretasan

"Kami mengutuk serangan-serangan hina ini terhadap mereka yang melakukan pekerjaan vital untuk memerangi pandemi. Bekerja dengan sekutu kita, NCSC berkomitmen untuk melindungi aset kita yang paling kritis dan prioritas utama kita saat ini adalah melindungi sektor kesehatan," kata Direktur operasi NCSC Paul Chichester dilansir Mirror, Minggu (19/7/2020).

Ilustrasi peretas. (Pixabay)
Ilustrasi peretas. (Pixabay)

NCSC, yang merupakan bagian dari stasiun penyadapan GCHQ, tidak akan mengidentifikasi siapa yang menjadi sasaran, tetapi diperkirakan termasuk Universitas Oxford dan Imperial College London

Mereka berdua memiliki program pengembangan vaksin profil tinggi. Pusat-pusat lain dari seluruh dunia juga diyakini telah ditargetkan.

Baca Juga: Marak Peretasan, Kominfo Ketat Awasi Layanan Dompet Digital

"APT29 hampir pasti beroperasi sebagai bagian dari layanan intelijen Rusia", NCSC menambahkan.

Pusat ini telah mengeluarkan peringatan penasehat sehingga organisasi memiliki kesempatan lebih baik untuk melindungi jaringan mereka.

"Sangat tidak dapat diterima bahwa badan intelijen Rusia menargetkan mereka yang bekerja untuk memerangi pandemi virus corona. Inggris akan terus melawan mereka yang melakukan serangan cyber seperti itu, dan bekerja dengan sekutu kami untuk meminta pertanggungjawaban pelaku," ujar Menteri Luar Negeri Dominic Raab Inggris.

Baca Juga: Ditemukan Celah Keamanan Baru, Miliaran HP Android Terancam Dibajak Peretas

APT29, juga dikenal sebagai Cozy Bear, dan The Dukes, telah beroperasi selama beberapa tahun tetapi ini adalah pertama kalinya NCSC secara terbuka menghubungkannya dengan intelijen Rusia.

Kelompok ini sebelumnya terlibat dalam serangan terhadap Partai Demokrat selama pemilihan presiden AS 2016 yang memenangkan Republik Donald Trump.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Shutterstock]

Kegiatan APT29 dikatakan dikenal di "tingkat tertinggi" negara Rusia, mengindikasikan Presiden Vladimir Putin telah memberi sanksi atas serangan itu. Para ilmuwan di Imperial College London dan Universitas Oxford telah memulai uji vaksin manusia.

Intelijen Inggris tidak menyarankan para peretas mencoba menghambat pengembangan vaksin. Para ahli berpikir Rusia telah mencoba memanfaatkan koneksi VPN yang digunakan staf untuk menautkannya dalam jaringan.

Serangan APT29 ini diperkirakan telah dimulai pada akhir musim dingin. Dikatakan menggunakan perangkat lunak berbahaya yang dikenal sebagai WellMess dan WellMail.

Kantor berita Rusia Tass mengutip juru bicara Kremlin yang mengatakan Rusia tidak ada hubungannya dengan serangan itu.

"Bahwa penelitian vaksin Rusia yang diretas adalah pernyataan kelemahan sains Rusia di bawah 20 tahun pemerintahan Putin. Rusia pernah menjadi pemimpin dunia dalam sains," tukas Associate professor of national security.

Itulah kabar terbaru dari Inggris yang menyebutkan kalau peretas Rusia mengincar laboratorium vaksin virus Corona. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Unlimited Suka-Suka memberikan akses internet dengan memberikan jaminan terkoneksi ke layanan 4G Smartfren selama masa b...

internet | 13:00 WIB

Workshop ini merupakan kolaborasi antara UAJY dan Suara.com yang didukung oleh Program Dana Padanan Kemendikbud....

internet | 17:04 WIB

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB