Hitekno.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengeluarkan keputusan mencegah perusahaan asal AS bertransaksi bisnis dengan aplikasi China, Wechat mulai bulan depan.
Namun sepertinya keputusan ini membuat Apple berfikir ulang, pasalnya pengguna WeChat banyak di China.
Bahkan lebih dari 1 miliar orag menggunakan WeChat untuk menjelajahi, mengirim dan menerima email, berbelanja online, melakukan pembayaran seluler, dan banyak lagi di China.
Baca Juga: Bukan untuk Gamers, Razer Rilis Aksesori Buat Pekerja Kantoran
Keputusan Presiden AS Donald Trump mencegah perusahaan Amerika Serikat bertransaksi bisnis dengan aplikasi China, WeChat mulai pertengahan bulan depan.
Tampaknya, keputusan ini mendorong Apple untuk berfikir ulang. Pasalnya, pengguna WeChat banyak di China. Lebih dari 1 miliar orang mengandalkan WeChat untuk menjelajahi, mengirim dan menerima email, berbelanja online, melakukan pembayaran seluler, dan banyak lagi di China.
Apple berfikir, keberadaan WeChat sangat penting bagi orang China dan bisa menjadi masalah besar bagi perusahaan yang dipimpinan Tim Cook.
Baca Juga: Day 2 Week 2 MPL Season 6, Sang Raja Kalah dan EVOS Menang
Beberapa pengguna iPhone di China mengatakan bahwa jika mereka tidak dapat memuat WeChat dari App Store, handset Apple yang didukung iOS tidak akan berguna bagi mereka dan dianggap menjadi "sampah elektronik yang mahal".
Sebuah survei diposting di situs micro-blogging China, Weibo, menyurvei 1,2 juta orang dan meminta mereka untuk memilih antara mempertahankan WeChat atau menyimpan iPhone mereka.
Sebanyak 95 persen mengatakan bahwa mereka lebih suka menyimpan akun WeChat mereka. Analis TF International Ming-Chi Kuo mengatakan kepada klien bahwa jika Apple terpaksa melarang WeChat dari App Store, penjualan iPhone global akan turun 25 persen hingga 30 persen. Sementara penurunan 15 persen hingga 25 persen akan terjadi untuk AirPods, iPads, dan Apple Watch.
Baca Juga: Setelah 100 Tahun, Wolverine Muncul di Taman Nasional Ini
Setiap perusahaan teknologi dari China dipandang sebagai perpanjangan tangan pemerintah Komunis China, menggunakan perangkat dan komponen mereka untuk memata-matai konsumen dan perusahaan Amerika. Namun, hingga kini tidak ada hal yang membuktikannya.
Sementara itu, sebagaimana dilansir Phone Arena mengutip dari Bloomberg, Minggu (23/8/2020), melaporkan bahwa pemerintahan Trump diam-diam memberi tahu perusahaan-perusahaan AS, termasuk Apple bahwa terlepas dari perintah eksekutif tersebut, mereka dapat berbisnis dengan WeChat di China.
Jika benar, ini berarti Apple tidak perlu menghapus aplikasi dari App Store dan penjualan iPhone tidak akan menderita di China karena popularitas WeChat.
Baca Juga: Siap-siap, Apple Akan Rilis iPhone Murah di Awal 2021 Mendatang?
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah 20 persen dari total penjualan Apple, berasal dari negara tersebut dan sebagian besar perangkatnya diproduksi di China.
Namun jika pemerintag AS tak mendesak Apple menghapus WeChat dari App Store di China itu merupakan kabar baik. (Suara.com/Dythia Novianty)