Hitekno.com - Selama pandemi dan diberlakukan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, belanja online jadi pilihan yang banyak diambil. Hal ini tentu saja memunculkan penambahan pengguna baru Ecommerce.
Bahkan menurut laporan terbaru dari perusahaan ecommerce enabler Sirclo, selama masa pandemi terjadi lonjakan pengguna baru. Bahkan tercatatkan sampai 12 juta pengguna baru.
"Ada 12 juta pengguna eCommerce baru dan sekita 40 persen diantaranya akan stay mengandalkan ecommerce, meski setelah pandemi berakhir," ujar pendiri sekaligus CEO Sirclo Brian Marshal, dalam virtual press conference, Rabu (3/11/2020).
Baca Juga: Kaspersky: Ecommerce Masih Jadi Target Utama Kejahatan Siber
Menurutnya, angka itu akan terus berkembang dan yang 40 persen itu tidak bersifat sementara pengguna ecommerce. Jika dibandingkan dalam kondisi normal, akselerasi kenaikan jumlah pengguna ini bisa tercapai dalam kurun waktu 1,5-2 tahun.
Melalui riset berjudul "Navigating Indonesia's Ecommerce COVID-19 Impact & The Rise of Social Commerce" melalui survei yang dilakukan kepada 2.987 responden pada Juni 2020.
Tingginya akselerasi adopsi ecommerce di Indonesia selama pandemi Covid-19 mengalami pertumbuhan sebesar 91 persen, jumlah ini jauh melampaui proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 54 persen.
Baca Juga: Opsi Pembayaran Berkala Dongkrak Nilai dan Frekuensi Transaksi di Ecommerce
"Hal ini bisa terjadi karena infrastruktur ekonomi digital Indonesia telah siap untuk melaju ke tahap berikutnya, terutama dengan tingginya penetrasi smartphone dan penggunaan internet di masyarakat. Kami percaya, industri ecommerce akan terus mengalami peningkatan pesat dan menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia,” ungkap Brian.
Dirangkum dalam tersebut diprediksi 90 persen populasi Indonesia akan menggunakan smartphone di tahun 2025. Sejalan dengan hal tersebut, total pengguna smartphone yang mengadopsi internet pun akan meningkat hingga 77 persen.
Dua hal ini turut mendorong industri ekonomi digital untuk meningkat 3x lipat dalam rentang tahun 2019-2025. Pada 2019, industri belanja online menyumbang lebih dari setengah total transaksi ekonomi digital di Indonesia, yakni sebesar 21 milyar dolar Amerika.
Baca Juga: Peningkatan Transaksi 2019 Tunjukkan Kepercayaan Masyarakat pada Ecommerce
Google pun telah merilis laporan resmi bahwa industri ecommerce Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, hingga 36.1 persen per tahunnya.
Sementara itu, selama pandemi ini tercatatkan beberapa produk yang memiliki peminat tinggi, yakni terkait sanitasi, seperti hand sanitizer.
"Peningkatan minat produk ini sangat tinggi. Meski tidak mengalami lonjakan setinggi sebelumnya hingga kuartal ketiga permintaannya akan terus melonjak," terangnya.
Baca Juga: Transaksi Harian Ecommerce Naik 25 Persen, Kredit Digital Makin Diminati
Sedangkan dari sisi perilaku konsumen pengguna ecommerce, riset Sirclo menunjukkan terjadi sekitar 20 persen atau 1 dari 5 orang belanjanya sering, bahkan bisa 9 kali per bulan atau seminggu 2 kali.
"Sekarang semua orang sudah berbelanja online," tukas Brian.
Itulah laporan terbaru dari Sirclo dan data Google mengenai pertumbuhan industri ecommerce Indonesia yang mendapatkan 12 juta pengguna baru. (Suara.com/ Dythia Novianty).