Hitekno.com - Iran resmi mengeluarkan larangan mining cryptocurrency atau penambangan kripto setelah negara itu mengalami krisis listrik. Meski pelarangan sementara, Iran cukup tegas memberantas para penambang ilegal.
Dilaporkan kalau beberapa kota di Iran sempat mengalami pemadaman listrik yang berulang-ulang. Yang diindikasi adanya aksi pencurian listrik untuk mining cryptocurrency.
Presiden Iran, Hassan Rouhani sendiri telah mengatakan bahwa larangan tersebut akan berlangsung hingga 22 September mendatang.
Baca Juga: Punya Limitasi Mining Baru, Nvidia Bakal Rilis Ulang GeForce RTX 30?
Negara ini telah mengalami pemadaman listrik musim panas di tahun-tahun sebelumnya dan sementara putaran pemadaman saat ini, sebagian besar disebabkan oleh kekeringan.
Dilansir laman The Verge mengutip BBC, Kamis (27/5/2021), Iran menjalankan program di mana penambang Bitcoin harus mendaftar ke pemerintah, membayar ekstra untuk listrik, dan menjual koin mereka ke bank sentral.
Presiden Rouhani menyatakan bahwa operasi penambangan legal di negara itu mengonsumsi sekitar 300MW sehari. Operator jaringan milik negara Iran, Tavanir, dilaporkan mengklaim penggunaan harian yang lebih konservatif dari 209MW.
Baca Juga: GeForce RTX 3060 Jebol, Nvidia Siapkan Chip Baru dengan Limitasi Mining
Kedua angka tersebut kecil dibandingkan dengan 2.000 MW yang dilaporkan Al Jazeera digunakan oleh penambang ilegal, yang dilaporkan merupakan 85 persen dari operasi negara.
Wakil menteri listrik dan energi memberi tahu sebuah organisasi berita bahwa para penambang menggunakan listrik gratis yang diberikan ke masjid untuk menjalankan operasi penambangan.
Presiden Rouhani tampaknya bercanda tentang berapa banyak penambangan yang tidak memiliki izin di negara itu, dengan mengatakan bahwa setiap orang memiliki beberapa penambang yang bertelur dan memproduksi Bitcoin.
Baca Juga: GeForce GTX 1060 Merajai Steam, Petugas Sita 300 Kartu Grafis Mining
Dia juga mengatakan bahwa penambang tidak berlisensi adalah alasan larangan tersebut, yang akan berlaku untuk semua pertambangan di negara ini. Menurut BBC, operasi penambangan berlisensi telah ditutup secara sukarela.
Meskipun dapat dikatakan bahwa mereka yang telah melanggar hukum kemungkinan besar tidak akan berhenti karena pemerintah menyuruh mereka, Iran telah menindak operasi tanpa izin, meminta mata-mata untuk melacak mereka.
Tavanir juga memberikan reward atas pelaporan orang-orang yang menambang secara ilegal.
Baca Juga: Petugas Sita 300 Kartu Grafis Mining, Nilainya Tembus Rp 3 M
Bitcoin mengalami masa yang bergejolak baru-baru ini, karena India dan sebagian China ingin melarangnya, dan karena Tesla telah berhenti menerima cryptocurrency, dengan alasan masalah lingkungan.
Akankah pemberantasan mining cryptocurrency ilegal yang mencuri listrik bisa mengakhiri krisis energi di Iran dan sejumlah negara lainnya? (Suara.com/ Dythia Novianty).