Hitekno.com - Puing-puing sampah di luar angkasa menghantam dan merusak beberapa bagian dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sampah luar angkasa tersebut merusak lengan robotik Canadam2 sepanjang 18 meter.
Instrumen tersebut masih beroperasi, tetapi puing menembus lapisan termal dan merusak bagian di bawahnya.
Baca Juga: Lempar Buket Bunga Mirip Tarik Tambang, Mempelai Nyaris Terjungkal
Kejadian ini adalah pengingat serius bahwa masalah sampah luar angkasa di orbit rendah Bumi adalah sesuatu yang berbahaya.
Puing yang menabrak lengan robotik tersebut sulit dilacak karena terlalu kecil.
Saat ini, lebih dari dari 23.000 keping sampah telah dilacak di orbit rendah Bumi untuk membantu satelit dan ISS menghindari tabrakan, tetapi semua puing itu seukuran softball atau lebih besar.
Baca Juga: Tokopedia Dorong Digitalisasi UMKM Home and Living Hadapi Pandemi
Sampah dengan ukuran di bawah itu terlalu sulit untuk dilacak dan meskipun lebih kecil.
Puing masih dapat bergerak dengan kecepatan yang bisa menyebabkan kerusakan signifikan, termasuk menembus pelat logam.
Canadarm2 atau secara resmi dikenal Space Station Remote Manipulator System (SSRMS), dirancang Badan Antariksa Kanada (CSA) dan telah menjadi perlengkapan di stasiun luar angkasa selama 20 tahun.
Baca Juga: Potret Nasi Ayam Geprek Rp 2.000, Netizen: Kapan Kenyangnya?
Lengan robotik ini terbuat dari titanium dan dapat membantu melakukan manuver objek di luar ISS, termasuk angkutan kargo, dan melakukan pemeliharaan stasiun.
Tidak jelas kapan tabrakan tersebut terjadi. Kerusakan pertama kali diketahui pada 12 Mei ketika dilakukan pemeriksaan rutin.
"Meskipun terkena dampak, analisis menunjukkan bahwa kinerja lengan tidak terpengaruh. Canadarm2 akan terus menjalankan operasi yang direncanakan," tulis CSA dalam unggahan blog, dikutip dari Science Alert, Selasa (1/6/2021).
Baca Juga: Bikin Takjub, Astronot Bagikan Foto Gerhana Bulan Total dari Luar Angkasa
Meski ISS saat ini beruntung, tetapi masalah sampah luar angkasa tampaknya akan meningkat.
Tahun lalu, ISS harus melakukan manuver darurat tiga kali untuk menghindari tabrakan dengan puing-puing luar angkasa di ketinggian sekitar 400 kilometer.
Sejak peluncuran Sputnik 1 pada 1957, puing-puing luar angkasa telah menumpuk.
Beberapa laporan dari Badan Antariksa Eropa, diperkirakan 130 juta fragmen bahan antropogenik yang lebih kecil dari satu milimeter mengorbit Bumi untuk saat ini. (Suara.com/LIntang Siltya Utami)