Hitekno.com - Sebuah perusahaan asal Inggris, Easy Crypto Hunter memanfaatkan kotoran sapi untuk menambang uang kripto (cryptocurrency)
Kotoran ini didapatkan dari para petani yang menyumbang langsung ke perusahaan.
Kotoran sapi ini memang awalnya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Baca Juga: Tercyduk Lakukan Ini Saat Live Streaming, Netizen: Support System Terbaik
Mereka kemudian mengubah kotoran untuk menghasilkan panas dan listrik.
Mengutip Metro.uk, Minggu (13/6/2021), perusahaan menggunakan mesin enam silinder besar yang berjalan pada 500 rpm untuk mengubah gas metana dari kotoran sapi menjadi listrik.
Proses ini disebut juga sebagai pencernaan anaerobik.
Baca Juga: Netizen Ini Unggah Mie Ayam Rp 1.000, Potret Porsinya Bikin Melongo
Kemudian, tenaga ini bisa dimanfaatkan untuk menjalankan mesin penambangan hingga seukuran koper.
Perusahaan menggunakan mesin penambang bernama Rig cryptocurrency, dengan biaya sekitar 18.000 Pound Britania atau Rp 361,1 juta, yang bekerja 24 jam untuk menambang mata uang seperti Ethereum.
Chief Executive Easy Crypto Hunter Josh Riddet mengaku, pihaknya sebelumnya memanfaatkan panel surya.
Baca Juga: Telkomsel Kembali Luncurkan Layanan Telkomsel 5G di 5 kota
Kini, mesin mereka mendapatkan penggantinya lewat kotoran sapi.
Ia memaparkan, para petani yang menjual kotoran sapinya ke perusahaan dapat membantu penghidupan mereka menjadi lebih baik.
Tercatat, perusahaan telah menjangkau 250 petani untuk menjual kotoran sapinya.
Baca Juga: Pasar Kripto Tak Kunjung Pulih, Elon Musk Jadi Sasaran Kemarahan Netizen
"Ada banyak diversifikasi yang terjadi dalam pertanian akhir-akhir ini. Sementara usia rata-rata pelanggan petani kami adalah 58 tahun," kata Riddet.
Kini, ditambahkan, sebagian besar petani dapat berbicara tentang teknologi seperti mereka membicarakan tentang sapi dan babi.
Mereka tidak menambang mata uang kripto lain seperti Bitcoin karena disebut membutuhkan terlalu banyak energi.
Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk juga mengkritik Bitcoin karena menghabiskan banyak energi yang akan membahayakan lingkungan.
"Komputer kami mampu menambang ratusan mata uang digital yang berbeda, tetapi kami tidak menambang Bitcoin karena tidak hemat energi dan tidak menguntungkan," tambahnya.
Riddet bercerita, bisnis penambangan koin ini telah dimulai sekitar empat tahun lalu.
Awalnya, energi hijau tidak masuk dalam rencananya. Kini, 40 persen bisnisnya telah menggunakan energi tersebut lewat kotoran sapi.
"Ini adalah ide yang bagus untuk klien dan pemasok energi hijau, jadi semuanya saling menguntungkan," jelas perusahaan tersebut. (Suara.com/Dicky Prastya)