Hitekno.com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal TNI (Purn.) Hinsa Siburian mendorong TNI untuk membentuk tim khusus dalam menghadapi isiden siber dan meningkatkan keamanan siber Indonesia.
Hinsa Siburian mendorong TNI membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber.
"Ke depan, kita berharap Kementerian Pertahanan dan TNI (membentuk CSIRT, red.)," kata Hinsa Siburian ketika menyampaikan sambutan dalam Peresmian Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kementerian PPN/Bappenas yang disiarkan di kanal YouTube Bappenas RI, dipantau dari Jakarta, Jumat (19/11/2021).
Baca Juga: Elsam Minta BSSN dan Kominfo Segera Investigasi Kebocoran Data Polri
Berbagai lembaga penegak hukum telah memiliki CSIRT masing-masing, tutur Hinsa, seperti lembaga kepolisian dan kejaksaan yang memiliki tugas untuk memberantas masalah kejahatan siber dan menegakkan hukum di bidang tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) juga memiliki CSIRT karena ruang siber sudah digunakan oleh oknum-oknum pelaku kejahatan siber untuk melakukan transaksi kejahatan.
"Misalnya teroris untuk merekrut atau mendukung logistik, mereka bermain di ruang siber. Demikian pula narkotika, untuk transaksi, jual beli, dan lain sebagainya," ucap Kepala BSSN.
Baca Juga: Kominfo dan BSSN Ikut Selediki Kebocoran Data Pengguna Aplikasi eHAC
Terkait dengan pertahanan, Hinsa menekankan bahwa berbagai lembaga pertahanan di negara lain telah mengintegrasikan teknologi perang mereka dengan ruang siber, seperti untuk meningkatkan akurasi rudal hingga melakukan sabotase lawan.
Selain itu, terdapat jenis-jenis serangan lain, seperti mencuri data, merusak data, hingga menggunakan data untuk mempermalukan pihak-pihak tertentu atau menimbulkan kekacauan di dalam negara.
Oleh karena itu, Hinsa mengingatkan TNI untuk segera membentuk CSIRT dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia guna beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Menurut dia, apabila Indonesia tidak menyetarakan teknologi pertahanan dengan negara lain, maka Indonesia akan tertinggal.
Baca Juga: BSSN: Serangan Siber Terbanyak Incar Sektor Pemerintah
"Makanya kita harus meningkatkan pertahanan dengan membangun CSIRT. Ini nanti diharapkan aktif dan harus 24 jam, karena kita tidak bisa mengatur serangan itu jam berapa, mau siang ataupun malam," kata Hinsa.
Itulah seruan Kepala BSSN yang mendorong TNI untuk membentuk tim khusus dalam menghadapi isiden siber dan meningkatkan keamanan siber Indonesia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Baca Juga: Kominfo Gandeng BSSN dan Polri Selidiki Dugaan Kebocoran Data BRI Life