Hitekno.com - Ketahui ada beberapa data pribadi yang sebaiknya tidak diumbar ke media sosial. Kamu harus menjaganya agar tidak dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggungjawab.
Fitur Instagram baru saja memakan korban. Fitur bernama Add Yours diduga menjadi penyebab seseorang tertipu.
Seorang pengguna Twitter membagikan cerita jika temannya menjadi korban penipuan dengan modus meminta transfer sejumlah uang.
Baca Juga: Duh, Data Pribadi Warga yang Bocor Bisa Dipakai Teroris
Tentu saja di korban percaya jika orang tersebut adalah kawan dekatnya, sebab penipu tersebut memanggil korban dengan nama masa kecilnya.
Namun setelah diteliti lebih lanjut, orang tersebut mengetahui jika dirinya telah ditipu setelah ikut-ikutan tren di Instagram.
Pada fitur Add Yours yang kini sedang booming, terdapat pertanyaan tentang "variasi nama panggilan kamu".
Baca Juga: 11 Aplikasi Ini Diam-diam Curi Data Pribadi, Ada Squid Game
Banyak orang berlomba-lomba untuk mengunggah variasi namanya di media sosial yang tentu saja bisa menjadi celah untuk tindak kejahatan digital.
Di zaman yang serba canggih seperti saat ini, ada baiknya pengguna media sosial bisa menempatkan dirinya dengan baik.
Alih-alih hanya ikut-ikutan tren, mereka seharusnya tidak terjerumus ke dalam tren yang bisa merugikan, terlebih soal data pribadi.
Baca Juga: Sukses Bobol Aplikasi Kencan, Hacker Jual Data Pribadi dan Foto Pengguna
Sebab beberapa data pribadi bukan hanya terhubung dengan akun media sosial kamu, namun juga akun perbankan.
Bahkan, pinjaman online ilegal hanya butuh foto dan KTP kamu untuk mencairkan dana pinjaman.
Oleh sebab itu, ada baiknya kamu tetap menyimpan rapat-rapat beberapa data pribadi kamu.
Baca Juga: Kominfo Blokir Situs Raid Forums, Tempat 279 Juta Data Pribadi WNI Dijual
Setidaknya ada 10 data pribadi yang seharusnya tidak kamu publish di media sosial:
Saran dari tim Hitekno.com, pengguna media sosial saat ini dituntut super bijak. Over sharing soal data-data yang bersifat pribadi bisa sangat merugikan diri sendiri.
Sebab hacker profesional bisa menjahit data-data kamu tersebut untuk digunakan sebagai penipuan menggunakan teknik rekayasa sosial (social engineering) atau manipulasi psikologi.