Anonymous Deklarasikan Perang Siber ke Rusia, Sejumlah Situs Jadi Sasaran

Kelompok hacker Anonymous telah mengumandangkan perang siber ke Rusia.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 28 Februari 2022 | 14:41 WIB
Ilustrasi hacker. (Pixabay/ Pete Linforth)

Ilustrasi hacker. (Pixabay/ Pete Linforth)

Hitekno.com - Kelompok hacker Anonymous telah mengumandangkan perang siber ke Rusia. Mereka menyasar sejumlah situs milik pemerintah.

Diwartakan Suara.com, sejumlah situs milik pemerintah Rusia dilaporkan diretas dan tumbang setelah Anonymous mendeklarasikan perang sibur

Kelompok hacker Anonymous mendeklarasikan perang siber ke Rusia. Sejumlah situs milik pemerintah dilaporkan diretas dan tumbang.

Baca Juga: Setelah Facebook, YouTube Kini Blokir Iklan Channel Milik Rusia

"Kelompok Anonymous resmi menyatakan perang cyber melawan pemerintah Rusia," kata akun yang mengatasnamakan Anonymous, @YourAnonOne, dikutip dari The Guardian, Senin (28/2/2022).

Mereka juga mengklaim kalau serangan siber berupa DDoS telah menumbangkan situs pemerintah dan Russia Today, situs berita yang lokal yang mendukung rezim.

DDoS adalah serangan yang dirancang untuk membuat situs web jadi offline dengan banyaknya akses masuk dan membuatnya crash.

Baca Juga: Facebook Blokir Media Pemerintah Rusia untuk Iklan dan Memonetisasi Konten

Serangan ini disebut masih aktif hingga Minggu sore waktu setempat, di mana situs resmi Kremlin (pemerintah) dan Kementerian Pertahanan masih tidak bisa diakses.

Cuitan Anonymous. [Twitter]
Cuitan Anonymous. [Twitter]

Kelompok hacker Anonymous juga menyatakan bahwa mereka meretas database Kementerian Pertahanan.

Serangan lainnya tertuju pada channel TV pemerintah Rusia, di mana hacker menampilkan konten pro Ukraina seperti lagu dan foto invasi Rusia.

Baca Juga: Ukraina Minta Apple Lakukan Ini di Rusia

Russia Today (RT) juga mengakui bahwa serangan siber itu berasal dari Anonymous.

Mereka mengaku kalau serangan itu berasal dari Amerika Serikat.

"Usai deklarasi Anonymous, situs web RT menjadi subjek serangan DDoS besar-besaran dari sekitar 100 juta perangkat, di mana sebagian besar berbasis di AS," ujar juru bicara RT.

Baca Juga: Sanksi Invasi Ukraina, Rusia Kesulitan Cari Tempat Peluncuran Roket Soyuz

Jamie Collier selaku konsultan di perusahaan keamanan siber Amerika Serikat menyatakan kalau klaim ini masih diragukan.

Alasannya, kelompok tanpa identitas seperti Anonymous biasanya enggan untuk menginformasikan serangan tersebut.

"Akan tetapi, Anonymous juga memiliki rekam jejak dalam melakukan serangan serupa dan itu sangat sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki," kata Collier.

Contohnya, target Anonymous saat itu mencakup CIA, Gereja Scientology, hingga ISIS.

Mereka juga pernah terlibat saat insiden Black Lives Matter, di mana saat itu George Floyd terbunuh.

Sebelum itu, serangan siber juga gencar ditargetkan ke situs Ukraina.

Beberapa serangan DDoS mengincar situs Kementerian Pertahanan Ukraina hingga PrivatBank, bank terbesar di Ukraina.

Itulah deklarasi perang siber dari kelompok hacker Anonymous kepada Rusia. Sejumlah situs milik pemerintah jadi korban. (Suara.com/ Dicky Prastya).

Berita Terkait
Berita Terkini

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB

Berbagai kemampuan ditawarkan ZohoCRM for Everyone....

internet | 15:09 WIB

Portofolio baru Dell ini dirancang untuk membantu meningkatkan produktivitas organisasi dan karyawan di Indonesia memasu...

internet | 14:41 WIB