Hitekno.com - Sanjay Rohatgi, Wakil Presiden Senior dan Manajer Umum APAC NetApp menyampaikan pentingnya mengoptimalkan jejak karbon data demi masa depan yang berkelanjutan.
Penciptaan, pemrosesan, dan pengelolaan data telah mengubah dunia. Fakta menyebutkan bahwa jumlah data yang dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh menjadi 175 zettabytes (ZB) pada 2025, menurut sebuah laporan yang disiapkan oleh firma riset pasar International Data Corporation (IDC).
Aliran data ke cloud memicu inovasi dan pertumbuhan bisnis yang tak tertandingi. Itu sebabnya banyak pengamat menyebut data sebagai "the new oil."
Baca Juga: Alibaba Cloud Perluas Dukungan ke Lebih Banyak Kota di Indonesia
Seperti minyak, data sangat peting dalam industri yang semakin diawasi sebagai sumber utama emisi karbon global di dunia yang beradaptasi dengan realitas perubahan iklim.
Seiring bertambahnya data – dan industri yang mendukungnya – pada kontribusi kolektif kita terhadap emisi karbon global, organisasi perlu memahami dampaknya dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya.
Ini termasuk investasi dalam teknologi yang menghasilkan dan menyimpan energi terbarukan dan penangkapan karbon. Perusahaan juga harus belajar bagaimana mengelola data mereka untuk mendorong masa depan yang berkelanjutan.
Data adalah bagian dari solusi
Menurut Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia, Indonesia memproyeksikan pertumbuhan data center meningkatkan permintaan energi alternatif karena kebutuhan energi yang besar di sektor ini.
Asian Development Bank juga melaporkan permintaan listrik dari pusat data mencapai lebih dari 10 kilowatt selama 2016 dan 2017 dan diperkirakan akan terus tumbuh secara signifikan, menambah beban pasokan listrik negara yang sudah terbatas.
Baca Juga: Siaran Olimpiade Melalui Cloud Diklaim Bisa Memberikan Efisiensi, Inovasi dan Inklusivitas
Namun, tidak realistis bagi organisasi untuk berhenti memproduksi atau menyimpan data di dunia saat ini. Sebaliknya, mereka perlu memanfaatkan data mereka dengan lebih baik. Langkah pertama adalah memahami data yang mereka miliki, tempat penyimpanan, dan cara penggunaannya.
Hanya 32% data yang tersedia untuk perusahaan yang berfungsi; sisanya 68% bahkan tidak digunakan, menurut penelitian oleh IDC. Organisasi dapat mengurangi jejak karbon mereka dengan mempelajari berapa banyak data yang mereka gunakan dan butuhkan, kemudian membuang sisanya.
Pindah ke cloud, berinvestasi di teknologi
Baca Juga: Apa Itu Emisi Karbon, Apa Dampaknya dan Bagaimana Cara Menguranginya
Organisasi dapat lebih menurunkan emisi karbon mereka dengan memindahkan data mereka ke awan. Sebuah perkiraan dari IDC menunjukkan bahwa adopsi berkelanjutan komputasi awan dapat mencegah emisi lebih dari 1 miliar metrik ton karbon dioksida dari 2021 hingga 2024. Manfaat utama cloud adalah efisiensi yang lebih besar dari sumber daya komputasi agregat.
Seiring berkembangnya adopsi cloud dan teknologi, perusahaan perangkat lunak cloud dan data memiliki peran penting dalam mengurangi dampak lingkungan industri data.
Mereka membuat komitmen yang berani untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dengan mengurangi jejak lingkungan dan membantu pelanggan membangun solusi yang berkelanjutan.
Menciptakan ekosistem data yang lebih hijau
Agar lebih mengurangi dampak lingkungan dari data, perusahaan dapat mencari penyedia layanan cloud dan pusat data yang berinvestasi dalam teknologi agar meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan memanfaatkan skala mereka untuk memengaruhi bauran pembangkit energi.
Misalnya, penyedia cloud dapat mengontrak perusahaan energi untuk membangun ladang tenaga surya atau angin dan berkomitmen untuk membeli energi dari mereka. Jenis perjanjian ini membenarkan investasi dalam energi terbarukan dan membantu penyedia layanan mencapai target keberlanjutan.
Selanjutnya, organisasi harus mencari penyedia layanan yang merancang dan melengkapi pusat data mereka untuk efisiensi energi. Langkah-langkah pengoptimalan energi yang dapat mereka terapkan termasuk memanfaatkan fitur pendinginan ambient dan cold-aisle containment untuk mengoptimalkan energi yang digunakan untuk mendinginkan peralatan.
Pencahayaan yang efisien dan sistem kendali yang cerdas juga dapat memainkan peran penting dalam menurunkan emisi karbon pusat data dalam jangka panjang.
Perusahaan juga dapat mengharapkan pemerintah untuk menerapkan pajak lingkungan untuk menurunkan emisi karbon dalam organisasi dan rantai pasokan teknologi mereka.
Pajak karbon ini akan menjadi biaya tambahan dengan kepatuhan yang kompleks dan berkembang pesat yang mungkin memerlukan perubahan operasional.
Misalnya, organisasi perlu mempertimbangkan model konsumsi karbon baru yang ditawarkan oleh vendor teknologi dan meninjaunya setiap beberapa tahun.
Membuka jalan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan
Sanjay Rohatgi percaya bahwa mengelola sumber daya lingkungan secara bertanggung jawab dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan adalah tugas kita untuk generasi mendatang. Namun, jendela bagi kesempatan kita untuk bertindak cepat tertutup.
Pertanyaannya, apa yang kita lakukan selanjutnya? Karena organisasi terus menghasilkan, memproses, dan menyimpan data dalam jumlah besar, mereka harus memanfaatkan strategi 'mengutamakan cloud' untuk menciptakan pendekatan penyimpanan data yang sangat berkelanjutan. Ini dapat secara signifikan menurunkan jejak karbon mereka dan membuat dampak yang lebih berarti bagi lingkungan kita.