Hitekno.com - Foto jadul dapat memperlihatkan suasana dan busana masyarakat di era lawas. Sebuah foto jadul mengenai suasana pasar di Bukittinggi tahun 1930-an berhasil menarik perhatian netizen.
Akun fanspage Potret Sejarah Indonesia membagikan foto mengenai kondisi salah satu pasar di Sumatera Barat sebelum masa kemerdekaan.
Foto tersebut merupakan karya Mansum, C.J. Van yang tersimpan di situs perpustakaan online Leiden University Libraries.
"Vrouwen bij een rijststal te Fort de Kock. Circa 1933. (Wanita dekat penjual beras di Fort de Kock. Sekitar tahun 1933)," bunyi keterangan yang tertulis di Leiden University Libraries.
Sebagai informasi, Fort de Kock merujuk pada daerah Bukittinggi. Dikutip dari Wikipedia dan situs Pemerintah Kota Bukittinggi, daerah Bukittinggi dulu sering dijuluki sebagai Fort de Kock dan pernah memperoleh sebutan Parijs van Sumatra.
Kota yang hari jadinya diperingati setiap tanggal 22 Desember ini pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 1978 (de jure).
Bukittinggi pernah juga ditunjuk menjadi ibu kota negara Republik Indonesia ketika Yogyakarta (yang saat itu merupakan ibu kota negara) diduduki oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948.
Situs Leiden University Libraries menyimpan lebih dari 1.000 foto mengenai Fort de Kock. Deretan arsip online di Leiden University Libraries memperlihatkan kondisi pasar serta pemandangan alam di Bukittinggi.
Terdapat pula foto mengenai bangunan Belanda yang digunakan sebagai benteng di Bukittinggi. Foto pasar di Bukittinggi memperlihatkan para perempuan yang sebagian besar mengenakan penutup kepala.
Mereka memakai busana lengan panjang dan kain batik sebagai bawahan. Foto jadul mengenai suasana pasar di Bukittinggi pada tahun 1933 mendapat beragam komentar dari netizen.
"Perempuan Minang tempo dulu. Tetap sopan, berkebaya, dan pakai selendang," kata Ro**ldi C**dra.
"Kota yang dingin nan indah. Bukittinggi, Koto Gadang yang indah sekali, dengan Gunung Singgalang yang mengelilingi". Rancak Bana," ungkap Ja**ng J**nda.
"Ciri khas bangsa Indonesia di tempo dulu. Anggun dan bersahaja," pendapat S**i A**fa.
"Jadi ingat dulu pernah diajak nenek jualan di pasar. Cara menimbang beras pakai kaleng sebagai alat takaran," kenang Mbah Malik.
"Wajah alami perempuan apa adanya. Tanpa pemoles, menjalani hidup serta mencari makan dengan mengharap ridho Tuhan," komentar Az** De**. Itulah tadi foto jadul suasana pasar di Bukittinggi pada tahun 1930-an, bagaimana pendapat kalian?