Hitekno.com - Pekan lalu, Indonesia menjadi bulan-bulanan hacker yang mencuri dan membongkar data-data rahasia baik dari publik, pejabat maupun instansi negara.
Terkait ini, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengamini bahwa sistem keamanan siber di Indonesia masih belum kuat.
"Kita (Keamanan siber) tidak boleh langsung beranggapan kalau kami (BSSN) kuat, karena kami tahu banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga menyadari. Kita semua pun seluruh bangsa Indonesia itu menyadari," kata Hinsa dalam konferensi pers di Kantor BSSN, Sawangan, Depok, seperti dilansir dari Suara.com.
Baca Juga: Kamu Pelit? Hasil Riset Ungkap Mungkin Kamu Kurang Tidur
Ia mengungkap bahwa hal ini terjadi karena Indonesia baru masuk era digital, tepatnya setelah Covid-19.
Karena itu pihaknya tengah berusaha untuk melakukan percepatan adaptasi dalam penyesuaikan digitalisasi, terutama soal keamanan data.
"Jadi ya memang kami berharap, perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu paralel, dan sejajar dengan ancaman yang akan timbul. Jadi tentunya dari sisi keamanan, itu kami kejar juga." paparnya.
Baca Juga: Berebut Makanan, Kucing Oren Nekat Menampar Hewan Ini
Terkait kebocoran data para pejabat Indonesia yang dilakukan Bjorka, Hinsa bercerita jika BSSN terus mengikuti dinamika perkembangannya. Pihaknya kerap melakukan validasi hingga forensik.
BSSN juga melakukan klasifikasi data yang bocor. Hinsa membeberkan bahwa setelah ditelisik, nyatanya ada juga data yang berulang.
Baca Juga: Samsung Electronics Perkenalkan Layar Micro LED Terbaru, Ini Keistimewaannya
Suara.com/Dicky Prastya