Ngeri Ulah Hacker yang Bisa Bikin Senegara Jadi Offline, Kini Terpaksa Mendekam di Balik Jeruji Besi

Daniel Kaye sebelumnya mengaku bersalah karena menjalankan botnet yang membuat negara Liberia offline.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Kamis, 27 Oktober 2022 | 11:05 WIB
Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)

Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)

Hitekno.com - Seorang peretas Inggris yang membawa seluruh negara Liberia offline lebih dari tujuh tahun yang lalu didakwa di hadapan pengadilan federal AS hari ini, menghadapi tuduhan baru penipuan perangkat akses dan konspirasi pencucian uang.

Dilansir dari The Verge, peretas, Daniel Kaye, telah dituduh mengoperasikan pasar web gelap bernama The Real Deal untuk informasi login curian untuk media sosial dan rekening bank, perangkat pemerintah AS, dan berbagai barang terlarang seperti obat-obatan dan alat peretasan yang melanggar hukum.

Real Deal memungkinkan vendor pihak ketiga untuk mendirikan toko online dan pembeli untuk menilai penjual berdasarkan keasliannya.

Baca Juga: Setelah Penantian Panjang, iPhone dengan Lubang Charger USB-C akan Hadir

"Kasus ini adalah contoh dari tekad gigih kami untuk bekerja dengan mitra internasional kami untuk meminta pertanggungjawaban penjahat tidak peduli seberapa canggih penipuan dunia maya mereka atau lokasi geografis mereka," keri Farley, agen khusus yang bertanggung jawab atas FBI Atlanta, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Biarkan dakwaan ini menjadi pesan bahwa FBI dan mitra kami menempatkan prioritas tinggi pada penyelidikan dan penuntutan peretas yang mengganggu infrastruktur kami dan mengancam keamanan pribadi warga negara kami."

Setelah mengoperasikan The Real Deal selama hampir satu tahun, Kaye menghilang pada Agustus 2016 tak lama setelah administrator situs lain dikatakan telah ditangkap, menurut Motherboard.

Baca Juga: Jadwal Piala Presiden Esports 2022 Mobile Legends Hari Ini: Ada RRQ vs BTR!

Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)
Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)

Sementara tuduhan itu berkaitan dengan dugaan pasar online terlarang Kaye, peretas itu sebelumnya mengaku bersalah pada 2019 ke pengadilan London karena meluncurkan serangkaian serangan siber terhadap perusahaan telekomunikasi Liberia, yang menghapus internet negara itu selama beberapa hari.

Sebuah laporan menyebuutkan bahwa Kaye dipekerjakan oleh seorang karyawan senior di perusahaan telekomunikasi saingan bernama Cellcom, tetapi tidak jelas bahwa para pemimpin perusahaan lain mengetahui rencana tersebut.

Kaye dijatuhi hukuman lebih dari dua tahun penjara.

Baca Juga: Layar Lebih Lebar, Chipset Makin Oke, Begini Pesona Motorola Razr 2022

Dakwaan hari ini menuduh Kaye menjual informasi login untuk komputer milik agen AS seperti NASA, CDC, dan Layanan Pos AS.

Jaksa juga menuntutnya karena mencuci cryptocurrency yang dia terima dari penjualan The Real Deal.

"Saat tinggal di luar negeri, terdakwa ini diduga mengoperasikan situs web ilegal yang membuat alat peretasan dan kredensial login tersedia untuk dibeli, termasuk untuk lembaga pemerintah AS," kata pengacara AS Ryan K. Buchanan dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Fitur Autopilot Dituding Picu Banyak Kecelakaan, Tesla akan Kena Gugatan?

Berita Terkait
Berita Terkini

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB

Berbagai kemampuan ditawarkan ZohoCRM for Everyone....

internet | 15:09 WIB

Portofolio baru Dell ini dirancang untuk membantu meningkatkan produktivitas organisasi dan karyawan di Indonesia memasu...

internet | 14:41 WIB