Hitekno.com - Elon Musk menyelesaikan pembelian Twitter seharga 44 miliar dolar AS (Rp 684 triliun) pada Jumat (28/10/2022). Setelah mengambil alih perusahaan, Elon Musk memecat para petinggi Twitter, salah satunya adalah sang CEO Parag Agrawal.
Elon Musk langsung melakukan perombakan di dalam tubuh Twitter setelah ia membelinya dengan harga ratusan triliun rupiah.
"Burung sudah dibebaskan," cuit Elon Musk, sesaat setelah ia mengambil alih Twitter. Burung yang dimaksud oleh orang terkaya di dunia ini adalah Twitter.
Baca Juga: 10 Karakter One Piece yang Terinspirasi dari Bajak Laut Asli dan Tokoh Ternama Lainnya
Sebelumnya, Elon Musk terekam masuk ke kantor pusat Twitter dengan membawa wastafel di tangannya. Dikutip dari Business Insider dan The Guardian, CEO Twitter dikabarkan membawa "pesangon" sebesar 42 juta dolar AS atau Rp 653 miliar.
Jumlah tersebut sudah diperkirakan oleh Equilar. Firma riset ini pernah mengungkap pada April lalu bahwa puluhan juta dolar AS bisa digenggam oleh Parag Agrawal apabila ia dipecat oleh Elon Musk.
Perkiraan Equilar mencakup gaji pokok Agrawal senilai satu tahun ditambah vesting yang dipercepat dari semua saham yang dimiliki.
Baca Juga: Bocoran Spesifikasi Beredar, Vivo X90 Andalkan Chipset Dimensity 9200 dan Teknologi Fast Charging
Elon Musk memecat beberapa petinggi Twitter termasuk CEO Parag Agrawal, Ned Segal (Kepala Keuangan), serta Vijaya Gadde (Kepala Kebijakan Hukum, Kepercayaan dan Keamanan).
Agrawal merupakan seorang software engineer keturunan India-Amerika. Ia bergabung dengan Twitter pada 2011 dan diangkat sebagai Chief ology Officer pada 2017.
Agrawal berasal dari Maharashtra, India dan merupakan alumni IIT Bombay. Ia menyelesaikan gelar doktornya di bidang Ilmu Komputer dari Stanford University. Setelah masuknya Elon Musk, Twitter kini memulai tahap baru.
Baca Juga: Berapa Gaji Karyawan Perusahaan Teknologi di Yogyakarta? Ini Nominal Terendah hingga Tertingginya
Elon Musk pernah memberikan pernyataan yang cukup menggantung terkait sebuah platform yang memainkan peran besar dalam lanskap politik dan media. Hal itu disebabkan karena banyak pengikutnya merupakan jurnalis, komentator, selebritas dan politisi.