Demi Danai Pengembangan Nuklir, Korea Utara Kerahkan Freelancer IT

Freelancer tersebut bakal menerima bayaran atas jasa yang ia berikan, di mana bayaran tersebut dialirkan ke pengembangan senjata.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Minggu, 11 Desember 2022 | 16:21 WIB
Ilustrasi bencana nuklir. (Pixabay/ Hucky)

Ilustrasi bencana nuklir. (Pixabay/ Hucky)

Hitekno.com - Para profesional IT Korea Utara menggunakan platform freelance untuk mendapatkan uang yang digunakan pemerintah otoriter negara itu untuk mendanai pengembangan rudal dan senjata nuklir.

Dilansir dari The Register, hal di atas dikemukakan oleh pemerintah Korea Selatan.

Terkait hal ini, Seoul ingin platform freelancer tersebut agar memberlakukan pemeriksaan yang lebih ketat untuk membatasi aktivitas musuhnya.

Baca Juga: Ogah ke EVOS Legends, OMEGA Kelra Ungkap Keinginan Gabung 4 Tim Indonesia Ini

Dinas intelijen Korea Selatan, polisi nasional, dan lima kementerian menerbitkan peringatan tentang taktik Korea Utara (DPRK) yang dibuka sebagai berikut:

"Pekerja IT DPRK berlokasi di seluruh dunia, mengaburkan kebangsaan dan identitas mereka. Mereka menghasilkan ratusan juta dolar per tahun dengan terlibat dalam berbagai pekerjaan pengembangan TI, termasuk platform kerja lepas (situs web/aplikasi) dan pengembangan cryptocurrency."

Pekerjaan nyata para pekerja itu, tegas peringatan itu, adalah "mendapatkan mata uang asing dan membiayai program nuklir dan rudal untuk rezim."

Baca Juga: Netizen Jeli Temukan Hal Ini di Mahar Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, Ada Nomor Rahasia!

Ilustrasi nuklir. (Pixabay)
Ilustrasi nuklir. (Pixabay)

Untuk menyembunyikan asal dan tujuan mereka, pekerja IT Korea Utara memalsukan identitas palsu.

"Mereka secara ilegal mengumpulkan SIM dan kartu identitas orang asing dan mengganti foto pada dokumen identifikasi dengan milik mereka sendiri menggunakan Photoshop," kata penasihat itu.

Mereka juga menggunakan layanan pihak ketiga, yang membuat dan memelihara akun di platform kerja lepas.

Baca Juga: Genshin Impact 3.3: Ini 8 Tips Genius Invokation TCG yang Wajib Kamu Tahu

Agen DPRK menempatkan identitas tersebut untuk bekerja sebagai proxy untuk menyembunyikan identitas asli mereka.

Kandidat palsu seperti itu sering lebih suka bertemu calon pemberi kerja dalam sesi obrolan suara atau teks daripada rapat video.

Jika pemberi kerja bersikeras pada video, mereka mungkin beralasan ada masalah teknis membuatnya tidak mungkin, sehingga percakapan hanya suara tetap menjadi pilihan.

Pengusaha yang bersikeras pada wawancara video dapat melihat proxy yang membuat akun di platform freelance, bukan kandidat.

"Terkadang, bahkan ketika perusahaan melakukan wawancara video nyata, pekerja TI DPRK akan mengakses komputer pemilik akun proxy dari jarak jauh dan mendemonstrasikan pemrograman sendiri," jelas peringatan itu.

Berita Terkait
Berita Terkini

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB

Berbagai kemampuan ditawarkan ZohoCRM for Everyone....

internet | 15:09 WIB

Portofolio baru Dell ini dirancang untuk membantu meningkatkan produktivitas organisasi dan karyawan di Indonesia memasu...

internet | 14:41 WIB