Hitekno.com - International Monetary Fund (IMF) meramalkan, bahwa sepertiga dunia akan mengalami resesi dunia yang diperkirakan terjadi di tahun ini. Ia merujuk semua negara yang menjadi mesin utama pertumbuhan, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China. JP Morgan dalam outlook-nya menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di negara maju, akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat jika inflasi tak berhasil ditekan. Hal ini kemungkinan akan berdampak ke negara berkembang yang memiliki hubungan kerja sama dengan ketiga negara tersebut, seperti Indonesia.
Dengan adanya gambaran tersebut, Indonesia harus mempersiapkan planning yang matang. Harapannya aktivitas perindustrian di Indonesia tidak terhambat dengan adanya isu resesi ini karena perindustrian menjadi salah satu tonggak utama untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia. Pelaku industri di Indonesia dapat meminimalisir dampak tersebut dengan cara melakukan efektivitas pada tahap pendistribusian hasil produksinya.
Salah satu hal penting dalam proses pendistribusian, tentu dibutuhkan adanya pengawasan terhadap transportasi pengangkut barang-barang tersebut (truk). Efektivitas yang dimaksud dalam hal ini, adalah pengukuran tonase pada tiap truk pengangkut barang yang harus diukur sedetail mungkin. Mengapa? Melihat kecelakaan truk yang sering terjadi di jalan raya akibat kelebihan muatan, tidak hanya merugikan pengguna jalan, tapi juga merugikan perusahaan bahkan negara. Dengan mengurangi hal ini terjadi, maka secara tidak langsung membantu untuk menekan perekonomian negara akibat kerugian yang tersebut.
Baca Juga: Bangun Ekosistem Ekonomi Digital dan Hijau Indonesia, Huawei Perkuat Kolaborasi dengan Mitra Lokal
Menurut Faris, VP Faris Al Husaini VP Sales & Marketing Widya Matador, jika proses penimbangan dilakukan dengan benar dan administrasinya sesuai, kecelakaan yang terjadi akibat truk kelebihan muatan juga pasti akan semakin minim. Kerugian perusahaan berkurang, dan setidaknya bisa mengurangi ‘beban’ negara pula.
Kecanggihan IoT (Internet of Things) telah diterapkan oleh Widya Matador dalam Sistem Automasi Jembatan Timbang miliknya. Dengan penerapan IoT, segala proses penimbangan dapat dilakukan secara efisien. “Untuk saat ini penggunaannya masih membutuhkan bantuan operator (SDM). Tapi next-nya, harapannya bisa benar-benar otomatis (tanpa operator). Dengan begitu, akan lebih menghemat pengeluaran perusahaan untuk kebutuhan SDM,” jelas Faris.
Sistem Automasi Jembatan Timbang milik Widya Matador ini, sudah terintegrasi dengan ERP dan memiliki dashboard reporting yang mampu diakses melalui website. "Pengukuran dan pengawasan tentunya akan lebih mudah, efisien, dan efektif. Jadi harapannya ‘gak ada lagi kecurangan ODOL yang menyebabkan kerugian berbagai sektor," lanjut Faris.
Baca Juga: Niagahoster: Pentingnya Dukungan pada UMKM dalam Menghadapi Ancaman Resesi 2023
Meskipun hasil pengukuran dapat diakses secara online, tidak perlu khawatir jika data akan hilang ketika jaringan tidak stabil. Widya Matador telah menyiapkan penyimpanan data lokal untuk mengantisipasi hal tersebut. Teknologi ini juga dilengkapi dengan fitur tombol darurat dan notifikasi melalui telegram. Sehingga, memudahkan pengemudi truk untuk memberitahu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau mau lebih hemat lagi, sebenernya perusahaan jembatan timbang bisa langsung kerja sama dengan kami untuk bikin bundle package. Daripada beli terpisah, cost nya malah tambah membengkak. Tujuannya ‘kan juga kita pengen supaya perindustrian Indonesia tetap berjalan baik di tengah gempuran isu perekonomian tahun ini," tutur Faris menutup perbincangan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tak Cuma GoTo, Ruangguru Juga Lakukan PHK Massal, Bau Resesi Kental Tercium