Hitekno.com - Minimnya pekerja pemetik buah di sektor pertanian membuat startup ini menciptakan robot khusus. Dengan memanfaatkan AI atau kecerdasan buatan, startup MetoMotion memproduksi robot yang bisa memetik tomat.
Mereka mengklaim bahwa robot pemetik tomat bisa memangkas biaya panen hingga 50 persen. CEO MetoMotion, Adi Nir, menceritakan bahwa ia memutuskan untuk membuat perusahaan rintisan atau startup pada tahun 2016.
Mereka awalnya mengembangkan sistem robot untuk tugas padat karya di rumah kaca. Robot yang dirancang juga bisa melakukan tugas lain seperti pemangkasan daun-daun.
Baca Juga: Bisnis Kemasan Produk, Startup FlexyPack Siap Melantai di Bursa Saham
Dikutip dari C/em>, startup asal Israel itu langsung mengumpulkan pendanaan awal sebesar 1,5 juta dolar AS atau Rp 22,6 miliar pada 2016.
MetoMotion semakin berkembang dan memproduksi banyak robot untuk industri pertanian. Mereka kini mengumpulkan 10 juta dolar atau Rp 150 miliar dari investor yang lebih besar.
Menurut data dari Bank Dunia, orang-orang yang bekerja di bidang pertanian semakin sedikit. Bidang pertanian hanya mempekerjakan 5 hingga 10 persen tenaga kerja di Uni Eropa dan 6 persen di OECD.
Baca Juga: Startup Akulaku dapat Suntikan Dana Fantastis dari Bank Asal Jepang
Hanya sedikit orang Israel yang bekerja di bidang pertanian. Para petani perlu membawa pekerja asing ke Israel untuk melakukan pekerjaan manual yang berat, tetapi dibatasi oleh izin dari pemerintah.
"Kami sering mendengar tentang petani yang membiarkan tanaman membusuk karena tidak ada yang memetiknya. Hari ini Anda tidak dapat menanam tomat seperti 30 tahun yang lalu. Agar tomat berkualitas tinggi dan bersaing dalam harga, Anda perlu melakukan beberapa transformasi," kata Adi Nir kepada The Times of Israel.
Robot otonom ini memiliki dua lengan untuk memetik dan memanen tomat di kedua sisi secara bersamaan di rumah kaca berteknologi tinggi.
Baca Juga: Startup Broom Rilis Layanan Buyback
"Kami menggunakan kemampuan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan platform yang dirancang untuk bekerja di lingkungan rumah kaca, di mana Anda dapat menghasilkan panen berkualitas dalam berbagai kondisi cuaca dengan air yang jauh lebih sedikit dibanding pertanian luar ruangan. Tidak seperti aplikasi robotik atau industri lain di mana robot melakukan hal sama terus menerus. Robot di bidang pertanian sedikit berbeda. Kami menemukan solusi berdasarkan kemampuan AI untuk melihat tanaman, memahami struktur, lingkungan, cara mengukur kematangan, dan cara memutuskan apakah mereka sudah siap panen atau tidak," ungkap Adi Nir menambahkan.
MetoMotion menargetkan bahwa mereka bisa memproduksi sekitar 10 hingga 20 mesin robot pada 2023.
Robot pemetik tomat ini akan beroperasi di beberapa target pasar seperti Belanda, Prancis, Jerman, dan Belgia. Startup MetoMotion juga akan melebarkan sayap ke wilayah Amerika Serikat dan Kanada.
Baca Juga: 3 Alasan Startup Tetap Menarik Bagi Generasi Milenial dan Gen-Z