Hitekno.com - Perusahaan rintisan atau startup turut mendongkrak peningkatan ekonomi terutama di sektor digital. Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah startup terbanyak.
Data terbaru mengungkap bahwa Indonesia berhasil menempati posisi nomor lima sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak.
Terdapat 2.477 startup yang berdiri di Tanah Air, dengan 9 unicorn dan dua Decacorn yaitu GoTo dan J&T Express.
Baca Juga: Penampakan Xiaomi 13 Ultra Beredar, Bawa Perubahan Desain dan Peningkatan Kamera
"Start-up berperan dalam penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi yang berkelanjutan melalui solusi dan inovasi yang ditawarkannya, " kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pemerintah menargetkan terdapat sekitar 500 startup baru yang berdiri pada tahun 2023.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi dan Komunikasi Indonesia, start-up masih terus menemukan kendala terkait sulitnya akses permodalan.
Baca Juga: Gunakan Teknologi VR, MetaNesia Telkom Dukung Digitalisasi Sistem Pelatihan di PHR
Ia mengatakan, pemerintah berupaya memberikan dukungan bagi startup, seperti program pelatihan dari Kementerian Kominfo, program business matchmaking Sekolah Beta, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Start-up Studio Indonesia, Hub.id, dan Program STARTUP4INDUSTRY.ID dari Kementerian Perindustrian.
Selain itu, pemerintah memberikan perhatian khusus kepada penciptaan wirausaha produktif melalui implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, yang diharapkan mampu menghasilkan 500 start-up baru pada tahun 2024.
Adapun pada tahun 2020, layanan ekspor global yang dilakukan secara digital telah mencapai 64 persen dan terbukti mampu bertahan di masa pandemi.
Baca Juga: Hadapi Sanksi AS, Huawei Alihkan Bisnis ke Infrastruktur Digital 5G
Transformasi digital juga telah mendorong ekonomi digital tampil sebagai kekuatan baru perekonomian di Asia Tenggara dimana nilai ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai 174 miliar dolar AS pada 2021, dan diprediksi dapat meningkat mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030.
Airlangga juga berpesan pada generasi muda sebagai digital native untuk dapat membekali diri dengan literasi digital dan menguasai keterampilan digital sehingga dapat menjadi talenta digital yang mampu berpartisipasi dalam proses transformasi digital di tanah air.
"Generasi milenials dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, technology savvy, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis," katanya. (Suara.com/ ARR Vaujie M)