Hitekno.com - Startup AI dan beberapa perusahaan lain menggugat Twitter di pengadilan. Mereka mengajukan tuntutan kepada Twitter karena perusahaan media sosial itu gagal membayar tagihan yang seharusnya dibayarkan.
Startup AI yang menyeret Twitter ke pengadilan tersebut adalah Writer Inc. Writer mengklaim bahwa Twitter tidak berhasil membayar tagihan sebesar USD 113.586 atau sekitar Rp 1,7 miliar.
Mereka adalah startup AI yang membantu karyawan menciptakan konten sesuai dengan standar perusahaan untuk merek, penulisan salinan, dan lainnya.
Baca Juga: 7 Startup Agritech Indonesia, Bantu Dorong Kesejahteraan Sektor Pertanian
Salah satu dari enam perusahaan yang menuntut Twitter di Amerika Serikat adalah Writer, karena Twitter diduga melanggar kontrak dan gagal membayar tagihan.
Mereka mengajukan tuntutan di California Superior Court. Sebelumnya, pada Oktober 2022, Twitter diakuisisi oleh Elon Musk dengan nilai pembelian sebesar USD 44 miliar.
Berikut ini adalah lima perusahaan lain yang menuntut Twitter dan dikutip pada Senin (27/2/2023):
Baca Juga: 8 Aplikasi Dating Selain Tinder, Siap Cari Jodoh Berkualitas Tahun 2023
Daftar di atas tidak termasuk Crown Estate, sebuah organisasi yang mengelola properti yang dimiliki oleh Raja Charles III.
Twitter juga telah terlambat membayar sewa kantor pusatnya di London, Inggris.
Menurut laporan dari Platformer, Twitter terlambat membayar tagihan dari perusahaan besar dan akhirnya memutus akses Slack untuk karyawan pada minggu ini. (Suara.com/ Ananda Saputra, sumber: website Lambe Turah)
Baca Juga: Pengamat Prediksi 85 Persen Startup AI Akan Bertumbangan dalam 3 Tahun ke Depan