Hitekno.com - Industri makanan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Apalagi di era pandemi Covid-19 membuat industri makanan harus memutar otak agar tetap terus berjalan. Cloud kitchen adalah salah satu istilah dalam konsep bisnis. Orang juga banyak menyebut cloud kitchen sebagai virtual kitchen atau virtual restaurant.
Perkembangan Cloud kitchen cukup pesat karena dianggap cocok pada era pandemi Covid-19. Cloud kitchen menggunakan dapur komersial untuk tujuan menyiapkan makanan hanya untuk diantar atau dibawa pulang, tanpa pelanggan yang makan di tempat.
Cloud kitchen memungkinkan pemilik restoran untuk memperluas restoran yang sudah ada atau memulai merek virtual dengan biaya minimal. Hal ini memberikan peluang kepada pemilik restoran untuk mengukur, menjelajahi pasar baru, atau mencoba konsep baru.
Baca Juga: Sempat Didepak, Angry Birds Mau Kembali ke Play Store, Usung Nama Baru
Banyak restoran menggunakan cloud kitchen sebagai ruang percobaan, mengoptimalkan staf dan inventaris sambil menguji ide-ide baru. Ada beberapa jenis model bisnis cloud kitchen:
Dapur cloud dapat digunakan untuk meluncurkan bisnis atau konsep baru - juga dikenal sebagai restoran virtual atau merek virtual. Merek virtual beroperasi dari dapur yang sudah mapan dan memungkinkan bisnis untuk menguji konsep baru tanpa investasi besar.
Cara Cloud Kitchen Beroperasi
Baca Juga: Spesifikasi Tecno Spark 10 Pro, Andalkan RAM 16 GB dan Kamera Selfie 32 MP
Cloud kitchen didasarkan pada model bisnis khusus pengiriman. Restoran-restoran ini mengandalkan pesanan yang datang melalui situs web mereka sendiri, atau melalui aplikasi pengiriman seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood dan lain-lain, untuk mengantarkan makanan.
Model bisnis ini memungkinkan restoran untuk mendiversifikasi dan memperluas basis pelanggan mereka sambil memangkas dua biaya operasional terbesar—sewa dan tenaga kerja. Dengan biaya rendah dan hanya staf dapur yang diperlukan, bisnis memiliki peluang untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan pesanan.
Karena hanya untuk pengiriman, Cloud kitchen tidak perlu menciptakan pengalaman bersantap di tempat pengalaman bagi pelanggan. Mereka tidak perlu khawatir dengan biaya sewa yang tinggi, investasi modal yang besar, interior restoran, fasilitas tamu, dan staf front-of-house.
Baca Juga: Tak Lagi Pisah Ranjang, Aplikasi Messenger akan Gabung Lagi dengan Facebook
Karena akuisisi pelanggan dicapai melalui platform digital, cloud kitchen banyak berinvestasi dalam teknologi yang memanfaatkan seluruh operasi bisnis. Selain teknologi, investasi besar juga dapat mencakup infrastruktur dapur yang lengkap dan tenaga terlatih, seperti juru masak dan supir pengiriman.
Beberapa restoran cloud mengandalkan armada pengiriman mereka sendiri untuk mempersonalisasi layanan mereka, sementara yang lain memanfaatkan agregator untuk pengiriman.
Itulah penjelasan singkat tentang cloud kitchen yang bisa menjadi gambaran jika kamu ingin membuka bisnis dibidang kuliner. Semoga informasi ini bermanfaat.