Hitekno.com - Gunung Merapi mengalami erupsi dalam beberapa hari terakhir. Video lawas mengenai Mbah Maridjan yang memberikan pesan terkait "Eyang Merapi" viral di media sosial.
Ketika masih hidup, Mbah Maridjan pernah berpesan agar para pejabat daerah di sekitar Merapi menjaga lingkungan.
Eksploitasi alam yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi kondisi lingkungan di sekitar Merapi.
Baca Juga: Hidup di Era Internet, Survei Buktikan Gen MZ Pakai Smartphone untuk Lakukan Hal Ini
Kabar terbaru, Gunung Merapi erupsi dini hari tadi, Selasa (14/3/2023). Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi sebanyak dua kali berdasarkan pengamatan BPPTKG pukul 00.00-06.00 WIB.
Jarak luncur awan panas guguran mencapai 1.600 meter sampai 2.000 meter mengarah ke barat daya.
Teramati pula sebanyak 15 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Baca Juga: Viral Cewek Curhat Diajak Streamer MLBB Staycation di Hotel dan Dilecehkan Secara Verbal
Sementara itu, gempa awan panas guguran tercatat dua kali, gempa guguran 55 kali, gempa fase banyak 10 kali, dan gempa vulkanik dangkal dua kali.
Pesan Mbah Maridjan
Seiring erupsi Gunung Merapi akhir-akhir ini, media sosial pun diwarnai dengan video pesan dari Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi.
Baca Juga: Viral Pelaku Klitih Bawa Celurit Berkeliaran di Jalan, Langsung Ditabrak Mobil
Video viral yang dibuat tahun 2006 itu berisi wasiat dari almarhum Mbah Maridjan yang mewanti-wanti para pemimpin daerah yang bersinggungan dengan Gunung Merapi agar menjaga lingkungan.
Mbah Maridjan meminta pemimpin daerah di Magelang, Sleman, Klaten dan Boyolali agar menaruh perhatian terhadap Gunung Merapi. Sehingga tidak kembali 'marah'.
"Nanti lagi, pantangannya Merapi supaya tidak 'marah' itu alat berat-alat berat jangan sampai merusak daerah Jogja." kata Mbah Maridjan dikutip dari video yang diunggah akun @indotoday, Selasa (14/3/2023).
Mbah Maridjan juga berpesan agar tidak mengambil pasir secara berlebihan. Terlebih bila menggunakan alat berat.
"Kalau daerah Klaten saya tidak tahu, Magelang saya tidak tahu. Kalau butuh pasir biar datang sendiri, tetapi jangan mencari pakai alat berat di Jogja," ujarnya.
Kemudian ia meminta bupati Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolai agar mengusir para penambang pasir yang menggunakan bekhoe atau eskavator.
"Bupati Sleman, Bupati Klaten, Bupati Magelang dan Bupati Boyolali, mereka kalau bisa harus mikir, tidak bisa berfikir demikian akan tetap diberi pasir, tetapi dengan awan panas," tuturnya.
"Umpamanya keempat bupati itu, Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang, tidak mau mengusir alat berat selamanya, maka akan diberi pasir, tetapi dengan awan panas. Itu perintah Eyang Merapi. Itu pasti, namanya merusak alam," pungkas Mbah Maridjan. (Suara.com/ Nur)