Hitekno.com - Kaspersky baru saja melakukan penelitian mengenai bagaimana bisnis gelap terjadi di darknet. Perlu diketahui, darknet atau dark web meerupakan jaringan overlay di dalam internet yang dapat diakses dengan otorisasi tertentu.
Penelitian Kaspersky mengungkap bahwa penjahat dunia maya bermitra dengan penjahat internet lain yang ingin menjual atau membeli data, layanan, serta menjalin kemitraan.
Mereka biasanya menghasilkan 3 hingga 15 persen dari transaksi. Meski begitu, kesepakatan tersebut masih bisa gagal karena berbagai alasan, termasuk yang terkait dengan penipuan Escrow.
Baca Juga: Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia
Bagaimana bisnis semacam itu dilakukan di darknet dijelaskan dalam laporan terbaru oleh tim Kaspersky Digital Footprint Intelligence.
Para penjahat dunia maya yang aktif di darknet juga memperhatikan keamanan siber mereka sendiri, dan tidak ingin menjadi korban dari sesama rekannya.
Saat menutup transaksi apa pun, seperti membeli database, akun, akses awal perusahaan, dll., mereka menggunakan layanan perantara agen Escrow.
Baca Juga: Tak Hanya Software, Isu Keamanan Siber Bisa Jadi Masalah Keamanan Fisik
Ini bisa berupa manusia atau sistem otomatis, yang dikembangkan untuk mempercepat dan menyederhanakan kesepakatan yang relatif tipikal.
Untuk kasus yang berskala besar atau tidak biasa, para penjahat dunia maya masih menggunakan perantara manusia.
Chris Connell, Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik melihat aktivitas kriminal siber di darknet merajalela, dan berbagai transaksi ilegal sering terjadi.
Baca Juga: Pelaku Kejahatan Siber Sasar Hogwarts Legacy, Manfaatkan Popularitas dan Penasaran Gamer
Menurutnya, layanan Escrow bermunculan bersamaan, tetapi aktivitas penipuan yang terkait dengannya juga sering terjadi, sehingga mengganggu ekosistem di darknet.
"Hal ini membuat para penjahat dunia maya yang merupakan biang dari masalah keamanan siber juga akhirnya mengkhawatirkan masalah keamanan mereka sendiri," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (28/3/2023).
Tim Kaspersky Digital Footprint Intelligence memantau darknet untuk membantu perusahaan melacak diskusi internal para penjahat dunia maya dan jenis aktivitas lainnya untuk mencegah insiden dan memitigasi risiko kebocoran data.
Ahli Kaspersky menemukan jumlah pesan yang menyebutkan penggunaan agen Escrow (atau istilah lain seperti "penjamin", "perantara", "perantara" yang ditunjuk untuk layanan yang sama) berjumlah lebih dari satu juta dari periode Januari 2020 hingga Desember 2022.
Pesan-pesan tersebut menyumbang 14 persen dari jumlah total pesan terkait kesepakatan yang ada di berbagai sumber web gelap.
Faktanya, porsi kesepakatan dengan layanan Escrow bisa lebih tinggi karena penjahat dunia maya sering kali mendiskusikan persyaratan mendetail secara langsung, tanpa menyebutkan secara spesifik dalam pengumuman dan penawaran.
Vera Kholopova, Analis Layanan Keamanan di Kaspersky menjabarkan bahwa jumlah pesan yang menyebutkan layanan Escrow melonjak pada paruh kedua 2021.
Hal ini bertepatan, dia menambahkan, dengan dinamika aktivitas kejahatan dunia maya di saluran Telegram bayangan pada umumnya.
"Anggota komunitas darknet semakin banyak bertransisi ke sana karena kompromi beberapa forum web gelap populer di awal tahun 2021," ungkapnya.
Di sebagian besar tahun 2022, terlihat penurunan aktivitas pada sumber daya darknet secara umum.
"Ini mungkin akibat dari situasi geopolitik yang meningkat, yang memotivasi penjahat dunia maya untuk menghentikan aktivitas ilegal mereka dan memilih menggunakan uang yang terkumpul. Namun demikian, pada akhir tahun 2022, kami kembali melihat peningkatan aktivitas terkait Escrow”, jelas Vera Kholopova. (Suara.com/ Dythia Novianty)