Hitekno.com - Penelitian terbaru mengungkap bahwa terdapat aplikasi berbahaya Google Play yang ditawarkan oleh hacker di Darknet. Aplikasi ini diperjualbelikan dengan harga hingga puluhan ribu dolar AS atau ratusan juta rupiah.
Data ini terungkap dari penelitiann yang dipaparkan oleh pakar Kaspersky. Dengan menggunakan Kaspersky Digital Footprint Intelligence, para peneliti mengumpulkan contoh dari sembilan forum Darknet yang berbeda dimana aktivitas pembelian dan penjualan barang dan jasa terkait malware dilakukan.
Laporan tersebut menyoroti bagaimana ancaman yang dijual di Darknet muncul di Google Play dan juga mengungkapkan berbagai penawaran yang tersedia, kisaran harga dan fitur komunikasi hingga perjanjian antara penjahat dunia maya.
Baca Juga: 25 Link Twibbon Selamat Idul Fitri 1444 H Terbaru dengan Desain Unik
Bahkan, jika toko aplikasi resmi diawasi dengan ketat, layanan moderator tidak selalu dapat menangkap aplikasi berbahaya sebelum diunggah.
Setiap tahun, sejumlah besar aplikasi berbahaya dihapus di Google Play hanya setelah korban terinfeksi.
Penjahat dunia maya berkumpul di Darknet – seluruh dunia digital bawah tanah dengan aturannya sendiri, harga pasar, dan institusi bereputasi – untuk melakukan jual beli aplikasi berbahaya Google Play, dan upgrade fungsi terbaru, bahkan mengiklankan kreasi mereka.
Baca Juga: 7 Game Offline Seru Android yang Cocok Dimainkan Saat Mudik 2023, Jadi Nggak Gabut!
Layaknya forum resmi untuk menjual barang, Darknet juga menyediakan beragam penawaran untuk berbagai kebutuhan pelanggan dengan anggaran berbeda.
Untuk memublikasikan aplikasi berbahaya, penjahat dunia maya memerlukan akun Google Play dan kode pengunduh berbahaya (Google Play Loader).
Akun pengembang dapat dibeli dengan harga murah, seharga 200 Dolar AS dan terkadang bahkan hanya 60 Dolar AS.
Baca Juga: Microsoft Kembangkan AI Berbasis GPT-4, Sajikan Fitur Keamanan Siber
Biaya pemuat (loader) berbahaya berkisar antara 2.000 Dolar AS dan 20.000 Dolar AS, bergantung pada kompleksitas malware, kebaruan dan prevalensi kode berbahaya, serta fungsi tambahannya.
Kebanyakan, malware yang didistribusikan disarankan untuk disembunyikan di balik pelacak aset kripto, aplikasi keuangan, pemindai kode QR, dan bahkan aplikasi kencan.
Penjahat dunia maya juga menyoroti berapa banyak unduhan versi sah dari aplikasi tersebut, sebagai gambaran berapa banyak calon korban yang dapat terinfeksi dengan memperbarui aplikasi dan menambahkan kode berbahaya ke dalamnya.
Baca Juga: Studi Kaspersky Ungkap Banyak Eksekutif Perusahaan Tak Paham Keamanan Siber, Ini Penyebabnya
Paling sering, saran merincikan sebanyak 5.000 unduhan atau lebih. Dengan sedikit biaya tambahan, penjahat dunia maya dapat mengaburkan kode aplikasi agar lebih sulit dideteksi oleh solusi keamanan siber.
Demi meningkatkan jumlah unduhan ke aplikasi berbahaya, banyak penyerang juga menawarkan jasa pemasangan - mengarahkan lalu lintas melalui iklan Google dan menarik lebih banyak pengguna untuk mengunduh aplikasi.
Biaya penginstalan berbeda untuk setiap negara. Harga rata-rata adalah 0,50 Dolar AS, dengan penawaran mulai dari kisaran 0,10 Dolar AS hingga beberapa dolar.
Dalam salah satu penawaran yang ditemukan, iklan untuk pengguna dari Amerika Serikat dan Australia adalah yang paling mahal, yaitu 0,80 Dolar AS.
Penyerang menawarkan tiga jenis jasa, yakni memberikan bagian dari keuntungan akhir, sewa, dan pembelian penuh baik untuk akun maupun ancaman.
Beberapa penjual bahkan mengadakan lelang, karena banyak dari mereka membatasi jumlah lot yang terjual.
Misalnya, satu penawaran yang Kaspersky temukan, harga awal tertera senilai 1.500 Dolar AS, dengan tambahan bertahap 700 Dolar AS dalam lelang, pembelian instan harga tertinggi menjadi 7.000 Dolar AS.
Penjual Darknet juga bisa memberikan penawaran seperti menerbitkan aplikasi berbahaya untuk pembeli sehingga mereka tidak langsung berinteraksi dengan Google Play, tetapi masih dapat menerima informasi semua data korban yang terdeteksi dari jarak jauh.
Tampaknya dalam kasus seperti itu pengembang dapat dengan mudah menipu pembeli, tetapi di antara penjual Darknet penting untuk menjaga dan mempertahankan reputasi mereka, menjanjikan jaminan, atau menerima pembayaran setelah persyaratan perjanjian selesai.
Untuk mengurangi risiko saat membuat kesepakatan, penjahat dunia maya sering menggunakan layanan perantara yang dikenal sebagai “escrow”.
Escrow dapat menjadi layanan khusus dan didukung oleh platform bayangan, atau pihak ketiga yang tidak berkepentingan dengan hasil transaksi.
“Aplikasi seluler berbahaya terus menjadi salah satu ancaman siber teratas yang menargetkan pengguna, dengan lebih dari 1,6 juta serangan seluler terdeteksi pada 2022," komentar Alisa Kulishenko, pakar keamanan di Kaspersky, dalam keterangan resminya, Selasa (18/4/2023).
Pada saat yang sama, dia menambahkan, kualitas solusi keamanan siber yang melindungi pengguna dari serangan ini juga meningkat.
"Di Darknet, kami menemukan pesan dari penjahat dunia maya yang mengeluhkan betapa sulitnya bagi mereka untuk mengunggah aplikasi berbahaya ke toko resmi," pungkasnya. (Suara.com/ Dythia Novianty)