Hitekno.com - Kripto Bitcoin (BTC) sempat mengalami tren kenaikan pada kuartal pertama 2023 (Q1 2023). Beberapa pakar dan analis memprediksi pergerakan Bitcoin pada tahun ini.
Sebagai informasi, BTC menyentuh 23.148 dolar AS pada akhir Januari 2023.
Bitcoin mengalami tren kenaikan sehingga mencapai 28.360 dolar AS di akhir kuartal pertama tahun ini. BTC bahkan sempat menembus 30 ribu dolar AS pada awal April 2023.
Baca Juga: Waduh, Lebih dari 50 Persen Holder Kripto SHIB Merugi
Seorang analis mengungkap bahwa harga Bitcoin akan rehat sejenak dan berpeluang merosot lebih dalam.
Harga BTC saat ini telah bergerak lebih rendah dari US$30.000, yang menjadi dasar kepercayaan diri pasar untuk bergerak lebih tinggi. Ini diprediksi menjadi sinyal adanya potensi penurunan pada kripto utama.
Bitcoin Rehat Sejenak, Sudah Lelah Naik?
Baca Juga: FTX Bangkrut Bikin Industri Kripto Kalang Kabut, Perusahaan BlockFI Ikut Terseret
Berdasarkan laporan Daily Hodl, Ahli Strategi Senior di Bloomberg Intelligence Mike McGlone melihat adanya potensi koreksi pada Bitcoin dan Ethereum.
Mike membandingkan pergerakan aset ETH/BTC, Nasdaq dan pasokan uang The Fed.
Dikutip dari Blockchainmedia.id (jaringan Suara.com), ETH/BTC dianggap sebagai indikator utama untuk aset berisiko, sehingga saat koreksi terjadi di pasar saham, itu juga akan terjadi di pasar kripto.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Aplikasi Trading Kripto Populer dan Resmi Diawasi
Prospek deflasi juga menjadi pertimbangan Mike, yang dapat terjadi oleh pembalikan keras dari kebijakan moneter bank sentral AS.
“Jangan salahkan US$2.000 Ethereum, US$30.000 Bitcoin. Jika aset berisiko mencapai puncaknya, pasar mungkin berada di awal hari penyesuaian terhadap disinflasi, yang normal dalam resesi, tetapi The Fed mungkin tidak akan pernah mengendur dengan kemudahan yang dimilikinya di masa lalu. Deflasi yang bertahan lama bisa bersifat timbal balik,” ujarnya.
Selain itu, ia berpendapat bahwa dalam prospek resesi deflasi, emas akan menjadi salah satu aset yang memiliki kinerja apik, berkat pasar saham yang runtuh.
“… Itu [emas] adalah salah satu dari sedikit komoditas yang saya benar-benar bullish karena semuanya mulai miring ke bawah menuju tren deflasi,” tambahnya.
Gagalnya harga Bitcoin untuk mempertahankan posisinya di atas level US$30.000 dan rehat sejenak membawa potensi penurunan yang banyak diantisipasi oleh para analis dan trader.
Cointelegraph melaporkan bahwa, trader popular Crypto Ed melihat Bitcoin telah menyapu titik terendah.
Tidak hanya level US$29.000, level US$28.500 juga berpeluang menjadi zona bawah dari target penurunan, sebelum benar-benar mencoba untuk bangkit kembali.
Di sisi lain, perusahaan analitik kripto CryptoQuant juga telah menemukan empat tanggal penting yang perlu diwaspadai para investor, yang berpotensi memicu aksi jual besar.
Crypto Potato melaporkan, tanggal-tanggal tersebut adalah 26 Mei 2023, 7 Agustus 2023, 19 Oktober 2023 dan 30 Desember 2023, yang kemungkinan ada tekanan jual besar dari BTC yang dipegang oleh Pemerintah AS.
Batch pertama dari BTC yang dijual Pemerintah AS telah dilakukan pada 14 Maret, seminggu setelah memindahkannya ke bursa kripto.
Ada sekitar 41.491 koin BTC yang akan dijual dalam empat batch lainnya di sepanjang tahun ini, sehingga investor patut mewaspadainya sebagai gelombang jual besar.