Dihadiri Perwakilan Indonesia, G7 Mulai Dengungkan Pentingnya Regulasi untuk Kecerdasan Buatan

Para menteri juga sepakat pada lima prinsip yang mendasari tata kelola AI, begini rinciannya.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Minggu, 30 April 2023 | 20:12 WIB
Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. (Pixabay/ Geralt)

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. (Pixabay/ Geralt)

Hitekno.com - Menteri digital dan teknologi dari negara-negara anggota Group of Seven (G7) mengadakan pertemuan selama dua hari di Jepang belum lama ini. Dalam pertemuan tersebut, para menteri menekankan pentingnya dialog internasional tentang tata kelola kecerdasan buatan (AI) dan interoperabilitas antara kerangka regulasi AI dari berbagai negara. Hal ini termaktub dalam pernyataan bersama mereka.

Menurut laporan dari Sputnik News, dalam pernyataan tersebut, para menteri menekankan pentingnya diskusi internasional tentang tata kelola AI dan interoperabilitas antara kerangka kerja tata kelola AI. Mereka juga menyadari bahwa pendekatan dan instrumen kebijakan yang berpikiran sama untuk mencapai visi dan tujuan bersama AI yang dapat dipercaya dapat bervariasi di seluruh anggota G7. Oleh karena itu, kerangka peraturan dan non-peraturan, standar teknis dan teknik jaminan dapat "mempromosikan kepercayaan."

Dalam dokumen tersebut, para menteri juga menyatakan bahwa kelompok G7 mendukung adopsi standar teknis internasional untuk AI yang dapat dipercaya. Mereka menunjukkan perlunya mengembangkan kebijakan untuk mengurangi dampak negatif AI pada masyarakat, termasuk di bidang perlindungan hak kekayaan intelektual dan mengatasi disinformasi.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Garis Bawah Merah di Word, Cuma 3 Detik!

"Mengingat generatif itu Teknologi AI semakin menonjol di seluruh negara dan sektor, kami menyadari kebutuhan untuk mengambil stok dalam waktu dekat dari peluang dan tantangan teknologi ini dan untuk terus mempromosikan keselamatan dan kepercayaan ketika teknologi ini berkembang," bunyi pernyataan itu.

Para menteri juga sepakat pada lima prinsip yang mendasari tata kelola AI, yaitu supremasi hukum, proses hukum, demokrasi, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia sambil memanfaatkan peluang inovasi.

Selain anggota G7 mereka, pejabat dari India, Indonesia, dan Ukraina juga menghadiri pertemuan menteri di kota Takasaki di prefektur Gunma, Jepang. Di samping itu, Jepang sebagai tuan rumah juga diwakili oleh Menteri Urusan Digital Jepang Taro Kono, Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Takeaki Matsumoto dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Yasutoshi Nishimura. Jepang juga akan menjadi tuan rumah KTT kelompok pada tahun 2023 dan akan memegang kepemimpinan rotasi G7 pada tahun itu.

Baca Juga: Hero Marksman untuk Counter Melissa, Skill Ultimate Auto Gak Berguna dengan Battle Spell OP Ini

Berita Terkait
Berita Terkini

Inisiatif ini bertujuan membekali jurnalis dan staf media lokal dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengim...

internet | 22:25 WIB

Suara.com, Beritajatim.com dan ISTTS membantu media lokal dalam pemanfaatkan AI....

internet | 22:25 WIB

FlexiCicil hadir sebagai solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memenuhi kebutuhan pembayaran....

internet | 10:31 WIB

REEL LIFE Film Camp memilih 24 peserta terbaik untuk berkecimpung di industri....

internet | 12:15 WIB

Modul Pelatihan Gemini Academy bisa diakses mandiri oleh guru-guru yang memiliki akun belajar.id....

internet | 13:13 WIB