Deepfake Marak di Darknet, Penjahat Siber Punya Dua Motif Ini

Beberapa penyedia menawarkan deepfake berkualitas tinggi untuk tujuan penipuan aset kripto.

Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Senin, 15 Mei 2023 | 16:00 WIB
Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)

Ilustrasi hacker. (Pexels/Sora Shimazaki)

Hitekno.com - Konten mengenai deepfake sangat marak di web gelap atau darknet. Ternyata penjahat siber punya dua motif tertentu sehingga deepfake tumbuh subur.

Dua motif tersebut adalah dendam dan uang. Deepfake ini tidak hanya menimbulkan risiko bagi reputasi dan privasi seseorang, tetapi juga membahayakan keuangan mereka.

Tawaran berkisar dari pembuatan deepfake pornografi untuk motif balas dendam, hingga simulasi cryptostreams yang dimaksudkan untuk digunakan dalam penipuan kripto.

Baca Juga: Ancaman Siber, Pakar Temukan Aplikasi Berbahaya Google Play Dijual di Darknet

Biaya video deepfake ini bervariasi mulai dari 300 dolar AS hingga 20.000 dolar AS per menit.

Iklan aplikasi Deepfake pakai wajah Emma Watson. (NBCnews)
Iklan aplikasi Deepfake pakai wajah Emma Watson. (NBCnews)

Di era digital saat ini, risiko menjadi korban deepfake semakin meningkat karena penyerang dapat dengan mudah mengekstrak gambar target potensial mereka.

Video dan gambar yang dimanipulasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan berbahaya, termasuk penipuan keuangan, manipulasi politik, balas dendam, dan pelecehan.

Baca Juga: Penelitian Kaspersky Ungkap Bagaimana Bisnis Gelap Terjadi di Darknet

Namun, pembuatan deepfake berkualitas tinggi memerlukan keahlian teknis dan perangkat lunak canggih, itulah sebabnya individu yang ingin membuat media palsu beralih ke layanan pembuatan deepfake yang tersedia di web gelap.

Para ahli di Kaspersky telah mempelajari forum darknet untuk mendapatkan wawasan tentang cara kerja industri darknet deepfake.

Penelitian mengungkapkan bahwa ada permintaan yang signifikan untuk deepfake, melebihi pasokan yang tersedia.

Baca Juga: Kena Peretasan, Jutaan Data Pengguna Twitter Bocor di Dark Web

Orang-orang secara aktif mencari individu yang dapat membuat video palsu untuk mereka.

Jennifer Lawrence diedit menggunakan Deepfake. (YouTube/ stbn0)
Jennifer Lawrence diedit menggunakan Deepfake. (YouTube/ stbn0)

Biaya pembuatan atau pembelian deepfake bervariasi tergantung pada kerumitan proyek dan kualitas produk akhir.

Dalam beberapa kasus, individu bahkan dapat meminta deepfake untuk target tertentu seperti selebritas atau tokoh politik.

Harga per menit video deepfake dapat berkisar dari 300 Dolar AS hingga 20.000 Dolar AS. Sejumlah besar postingan yang dianalisis merujuk pada penipuan aset kripto.

Beberapa penyedia menawarkan deepfake berkualitas tinggi untuk tujuan penipuan aset kripto.

Layanan mereka termasuk membuat "Cryptostreams" atau "Hadiah Kripto Palsu" yang merupakan penipuan populer di mana penyerang mengumpulkan aset kripto dengan menyiarkan hadiah palsu.

Untuk membuat deepfake ini, scammers menggunakan rekaman selebritas atau menggabungkan video lama untuk meluncurkan streaming langsung di platform media sosial.

Mereka kerap menunjukkan halaman pre-generated di mana korban diminta untuk mentransfer dari 2.500 hingga 1.000.000 XRP, dengan janji akan menggandakan pembayaran mereka.

Akibatnya, pengguna yang terjebak dalam penipuan ini dapat kehilangan mulai dari 1.000 Dolar AS hingga 460.000 Dolar AS.

Selain fakta bahwa deepfake digunakan untuk penipuan keuangan, mereka juga dapat menyebabkan masalah privasi yang besar.

Fakta memprihatinkan menunjukkan bahwa beberapa pembuat deepfake menawarkan layanan untuk pembuatan video porno.

Vendor ini juga membuat tutorial pembuatan video palsu tersebut, termasuk pelajaran memilih materi sumber dan proses pertukaran wajah untuk menghasilkan pemalsuan yang meyakinkan.

Sayangnya, porn-deepfake ini dapat digunakan untuk memeras individu, yang menyebabkan kerugian emosional serius dan bahkan kerugian finansial terhadap korban.

Penjahat dunia maya semakin sering menggunakan deepfake untuk melakukan berbagai penipuan, termasuk penipuan aset kripto dan pembobolan keamanan biometrik," ujar Vladislav Tushkanov, Lead Data Scientist di Kaspersky dalam keterangan resminya, Minggu (14/5/2023).

Menurutnya, fakta bahwa ada permintaan yang tinggi untuk layanan pembuatan deepfake juga menunjukkan bahwa individu dan kelompok dengan niat jahat bersedia membayar sejumlah besar uang untuk mendapatkan video semacam itu.

"Karena teknologi terus meningkat dan menjadi lebih mudah diakses, sangat penting bagi perusahaan dan individu untuk mengambil langkah-langkah perlindungan dari penipuan dan serangan terkait deepfake," pungkas dia. (Suara.com/ Dythia Novianty)

Berita Terkait
Berita Terkini

Unlimited Suka-Suka memberikan akses internet dengan memberikan jaminan terkoneksi ke layanan 4G Smartfren selama masa b...

internet | 13:00 WIB

Workshop ini merupakan kolaborasi antara UAJY dan Suara.com yang didukung oleh Program Dana Padanan Kemendikbud....

internet | 17:04 WIB

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB