Hitekno.com - CEO Microsoft, Satya Nadella, dan Elon Musk, pendiri OpenAI, memiliki pandangan yang berbeda mengenai tata kelola perusahaan.
Musk mengatakan bahwa Microsoft memiliki kendali yang besar atas OpenAI, sementara Nadella menyatakan bahwa Microsoft tidak memiliki kendali sama sekali. Nadella menjelaskan bahwa OpenAI adalah perusahaan nirlaba yang dikelola oleh dewan direksi.
Dia menyebut bahwa Microsoft adalah pemegang saham minoritas di OpenAI dan tidak memiliki kekuatan veto atas keputusan perusahaan.
Baca Juga: Mobil Listrik VW akan Disisipi HarmonyOS Buatan Huawei?
Dilansir dari Gizmochina, pada bulan April, Elon Musk mengklaim bahwa Microsoft memiliki "pengaruh yang sangat kuat dalam pengambilan keputusan OpenAI".
Dia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Microsoft dapat menggunakan pengaruhnya untuk mengarahkan OpenAI ke arah yang tidak ia setujui.
Nadella menanggapi pernyataan Musk dengan menjelaskan bahwa OpenAI didasarkan pada misinya yang diawasi oleh dewan nirlaba, dan minat Microsoft dalam perusahaan tersebut tidak bersifat pengendalian.
Baca Juga: Lenovo Bikin Terobosan di Pasar Smartphone, Pasar Amerika Latin Mulai Dikuasai
Belum jelas siapa yang benar mengenai sejauh mana kendali Microsoft terhadap OpenAI. Namun, perbedaan pendapat antara Nadella dan Musk menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengembangan kecerdasan buatan.
Penting bagi publik untuk memahami bagaimana perusahaan kecerdasan buatan diatur dan memiliki pengaruh dalam pengembangan teknologi ini.
Kecerdasan buatan memiliki potensi menjadi kekuatan yang kuat untuk kebaikan, tetapi juga memiliki potensi digunakan untuk tujuan yang merugikan. Penting untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan dikembangkan dan digunakan dengan tanggung jawab.
Baca Juga: Oppo Siap Rilis Seri Reno 10 di Pasar Tiongkok, India Menyusul
Nadella dan Musk memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana memastikan penggunaan kecerdasan buatan secara bertanggung jawab. Nadella percaya bahwa Microsoft berkomitmen untuk mengembangkan kecerdasan buatan dengan tanggung jawab, dan OpenAI adalah contoh yang baik untuk ini.
Musk, di sisi lain, lebih skeptis terhadap niat Microsoft dan meyakini bahwa perlu dilakukan lebih banyak langkah untuk memastikan penggunaan kecerdasan buatan yang bermanfaat.
Debat antara Nadella dan Musk kemungkinan akan terus berlanjut seiring perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Penting untuk memiliki diskusi yang penuh pemikiran dan berinformasi tentang potensi risiko dan manfaat kecerdasan buatan.
Hanya dengan bekerja sama kita dapat memastikan bahwa kecerdasan buatan digunakan untuk kepentingan kemanusiaan.