Hitekno.com - Seorang mantan eksekutif di Google mengatakan bahwa mesin yang didukung kecerdasan buatan suatu hari nanti bisa melihat manusia sebagai "sampah" dan dapat menciptakan "mesin pembunuh" yang mirip dengan yang digambarkan dalam film fiksi ilmiah.
Dilansir dari NYPost, Mo Gawdat, yang pernah menjabat sebagai chief business officer untuk divisi riset dan pengembangan rahasia Google, X, mengatakan bahwa dia takut dengan skenario masa depan di mana kecerdasan buatan memutuskan untuk menghancurkan umat manusia, meskipun saat itu masih "sedikit jauh".
Gawdat mengatakan bahwa masa depan bisa terlihat seperti dalam "I, Robot", film tahun 2004 di mana Smith melawan pasukan mesin yang merencanakan konspirasi untuk menundukkan umat manusia.
Baca Juga: Item Calamity Reaper dan Shadow Twinblades Dihapus, Apa Penggantinya di Mobile Legends?
Kecerdasan buatan bisa menciptakan terminator ini karena akan mampu "menghasilkan daya komputasi sendiri dan melakukan instalasi melalui lengan robotik".
"Ia memiliki kemampuan untuk menciptakan mesin pembunuh karena manusia menciptakannya, jadi kecerdasan buatan mungkin menggunakannya untuk menetapkan agenda seperti dalam film 'I, Robot'," kata Gawdat kepada podcast Secret Leaders.
Gawdat mengatakan kecerdasan buatan bisa memiliki pandangan rendah terhadap kemanusiaan karena teknologi ini mengamati media sosial.
Baca Juga: Moonton Hapus 2 Item Mobile Legends, Kenapa dan Apa Gantinya?
"Pertanyaannya adalah probabilitasnya - seberapa mungkin kecerdasan buatan saat ini menganggap kita sebagai sampah?" tanya Gawdat sebelum menjawab: "Sangat tinggi".
"Kita palsu di media sosial, kita kasar, kita marah-marah di dunia maya, atau kita berbohong di media sosial," tambahnya.
Gawdat juga bersikeras bahwa sudah terlambat bagi manusia untuk mengurungkan perkembangan kecerdasan buatan karena perusahaan teknologi terlalu berinvestasi secara finansial untuk mundur.
Baca Juga: Viral Pria Jadikan Tiket Coldplay Sebagai Mahar Pernikahan, Netizen: Nggak Gampang Warnya
"Ilmuwan dan pemimpin bisnis bisa saja mengatakan, 'Mari kita hentikan perkembangan kecerdasan buatan'," katanya.
"Tapi ini tidak akan pernah terjadi, bukan karena masalah teknologi tetapi karena dilema bisnis," lanjut Gawdat.
"Jika Google mengembangkan kecerdasan buatan dan takut Facebook akan mengalahkan mereka, mereka tidak akan berhenti karena mereka yakin sepenuhnya bahwa jika mereka berhenti, orang lain tidak akan melakukannya."