Hitekno.com - Puluhan peneliti kecerdasan buatan dan eksekutif teknologi telah menandatangani surat terbuka yang mengingatkan akan ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI), menunjukkan kekhawatiran yang meluas di industri terkait potensi bahaya yang dihadirkan oleh bidang baru ini.
"Pengurangan risiko kepunahan akibat AI harus menjadi prioritas global seiring dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir," demikian pernyataan yang dirilis oleh lembaga nirlaba Center for AI Safety pada hari Selasa, dilansir dari Sputnik News.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh beberapa tokoh terkemuka di industri, termasuk pencipta ChatGPT dan CEO OpenAI, Sam Altman, serta hampir 40 anggota unit kecerdasan buatan DeepMind dari Google.
Baca Juga: AI Bisa Jadi Alat Stalking yang Mengerikan, Kemampuannya Meresahkan
Dan Hendrycks, seorang ilmuwan komputer yang memimpin Center for AI Safety, menyatakan bahwa kesingkatan surat ini sengaja dihadirkan.
"Kita membutuhkan pengakuan yang luas akan risiko yang ada sebelum kita dapat melakukan diskusi kebijakan yang bermanfaat," kata Hendrycks kepada media AS.
"Untuk risiko sebesar ini, kesimpulan yang bisa diambil bukanlah bahwa teknologi ini dibesar-besarkan, tetapi bahwa isu ini saat ini kurang ditekankan dibandingkan dengan tingkat ancamannya yang sebenarnya."
Baca Juga: Pro Player MLBB Lebih Waspadai Joy Dibanding Arlott, Ini Penyebabnya
Ini bukan upaya institusional pertama yang menyoroti masalah ini. Surat terbuka lain yang diterbitkan pada bulan Maret menarik tanda tangan dari lebih dari 1.000 akademisi, pengusaha, dan pakar teknologi yang mendesak penangguhan pengembangan AI sampai dapat diatur dan dijalankan dengan bertanggung jawab.
Seperti yang dilaporkan media AS, "sebagian besar tokoh terkemuka di bidang ini tidak menandatangani" surat tersebut, "tetapi mereka telah menandatangani pernyataan baru ini, termasuk Altman dan dua eksekutif AI senior Google: Demis Hassabis dan James Manyika."
Meskipun tanda tangan dari Kepala Teknologi Microsoft Kevin Scott dan Kepala Ilmuwan Microsoft Eric Horvitz tertera dalam pernyataan itu, "yang mencolok dari surat itu adalah absennya CEO Google Sundar Pichai dan CEO Microsoft Satya Nadella, dua pemimpin korporat terkuat di bidang ini," jelas salah satu sumber.
Baca Juga: Xiaomi Kenalkan Redmi Note 12 Pro, Usung Chipset 4G Powerful
Pada awal bulan ini, Altman memberikan kesaksian di hadapan Kongres bahwa AI dapat "menimbulkan kerusakan signifikan bagi dunia" baik melalui penyebaran disinformasi maupun dengan memanipulasi emosi manusia, dan potensi AI untuk menyebabkan kekacauan dalam kehidupan manusia semakin jelas.
Sejumlah perusahaan telah menyatakan keinginan mereka untuk menggantikan pekerja manusia dengan teknologi ini.