Hitekno.com - Palo Alto Networks telah menerbitkan Volume 2 dari Unit 42 Network Threat Trends Research Report yang salah satu temuannya mendapati kalau 66 persen malware disebarkan melalui PDF.
Laporan tersebut mengidentifikasi tren ancaman malware serta memberikan analisis tren malware yang paling signifikan dan lazim ditemukan di dunia maya berdasarkan telemetri global dari Next-Generation Firewall (NGFW), Cortex Data Lake, Advanced URL Filtering, and Advanced WildFire milik jaringan Palo Alto Networks.
Berdasarkan laporan tersebut, tingkat eksploitasi kerentanan tidak menunjukkan tanda perlambatan, melainkan meningkat hampir dua kali lipat dari 147.000 percobaan pada 2021 menjadi 228.000 pada 2022.
Baca Juga: Malware Anyar Targetkan Perangkat iOS, Bisa Memata-matai Pengguna
Pelaku ancaman mengeksploitasi baik kerentanan yang telah diungkap maupun yang belum, termasuk eksekusi kode jarak jauh (RCE), email, situs web yang disusupi, domain yang baru didaftarkan (NRD), penipuan ChatGPT/AI, dan lalu-lintas cryptominer.
"Para pelaku ancaman saat ini berperilaku sangat mirip seperti mutan, yang bisa berubah bentuk dan terus-menerus mengadaptasikan taktik mereka untuk menyelinap melalui celah-celah jaringan organisasi yang saling terhubung. Para pelaku kejahatan telah mempersenjatai ancaman yang digunakan dengan perpaduan buruk antara perangkat pengelak dan metode kamuflase," ujar Steven Scheurmann, Regional Vice President, ASEAN, Palo Alto Networks.
Pelaku ancaman semakin mahir dalam mengeksploitasi kerentanan, dan pada saat para pakar keamanan dan vendor perangkat lunak berhasil menutup satu pintu kerentanan, penjahat siber telah menemukan pintu berikutnya untuk dibuka.
Baca Juga: Malware Jenis Baru Ini Bergerilya Curi Data Pengguna Ponsel, Bikin Ngeri
"Oleh karena itu, organisasi harus secara bersamaan tetap waspada terhadap malware yang dirancang untuk mengeksploitasi kerentanan perangkat yang usang sambil secara proaktif mengambil satu langkah lebih maju dari tipe serangan baru yang canggih," lanjutnya.
Beberapa temuan utama dari laporan tersebut meliputi:
"Sejak jutaan orang menggunakan ChatGPT, tidak mengherankan jika kita akan menjumpai penipuan terkait ChatGPT, yang telah meledak selama setahun terakhir, karena penjahat siber mengambil keuntungan dari hype seputar AI. Namun, email file PDF yang terpercaya masih menjadi cara yang paling umum digunakan oleh penjahat siber untuk mengirimkan malware," ujar Sean Duca, VP and Regional Chief Security Officer, Palo Alto Networks.
Baca Juga: Lewat Email, Serangan Malware Qbot Melonjak pada Tahun Ini
"Penjahat siber tentunya sedang mencari cara untuk memanfaatkan kerentanan demi agenda jahat mereka. Akan tetapi untuk saat ini, social engineering yang sederhana sudah cukup untuk mengelabui calon korban. Oleh karena itu, organisasi harus memiliki pemahaman holistik mengenai lingkungan keamanan mereka untuk memberikan pengawasan yang komprehensif terhadap jaringan dan memastikan praktik keamanan terbaik dilakukan di setiap tingkat organisasi." lanjutnya.