Hitekno.com - Sebuah fakta mengejutkan terungkap dari sebuah survei nasional di Amerika Serikat tentang kontroversi bumi datar alias flat-earth.
Seperti dilansir dari Live Science, Rabu (11/4/2018), hanya 66 persen dari usia 18 hingga 24 tahun di AS yang meyakini bahwa bumi itu bulat.
Tapi, temuan tersebut bukan berarti ada indikasi kemunculan epidemi aliran bumi datar.
Sebab, hanya 4 persen dari kelompok usia 18 hingga 24 tahun yang notabene kaum milenial, percaya bahwa bumi itu datar.
Namun, sepertinya ada jumlah besar orang di kelompok tersebut yang masih 'memiliki harapan' terkait bumi bulat..
Sebanyak 9 persen kelompok itu mengatakan mereka selalu percaya bahwa dunia itu bulat, tapi belum lama ini mereka malah ragu.
Sementara, 5 persen mengatakan mereka percaya bahwa bumi itu datar, namun kini skeptis terhadap kesimpulan tersebut.
Sedangkan, 16 persen dari kelompok tersebut merasa tidak yakin apakah bumi itu bulat atau datar.
Filosofi bumi datar alias flat earth telah ada sejak abad ke-19, tapi belum lama ini filosofi tersebut meledak dalam jaringan dunia maya.
Pemahaman tersebut beredar melalui situs jejaring sosial maupun situs berbagi video, baik di Twitter maupun Youtube.
Mereka yang percaya, mengunggah video dan meme dengan argumen mereka bahwa bumi memang berbentuk datar.
Bahkan, mereka mengajukan teori konspirasi untuk menjelaskan segala hal yang menjadi bukti-bukti kuat bahwa bumi itu datar.
Mereka yang percaya bumi datar
Sangat sulit untuk mencatat berapa banyak orang yang mempercayai bahwa bentuk bumi itu datar.
Konferensi pertama tentang bumi datar dihelat di Amerika Serikat pada tahun lalu dan dihadiri oleh 500 orang, berdasarkan data penyelenggara.
Survei terbaru yang digelar oleh YouGov, mengambil responden dari 1,8 juta penduduk di Amerika Serikat.
Survei tersebut memberikan pertanyaak kepada 8.215 orang dewasa, kemudian hasilnya ditimbang ungtuk mewakili susunan demografi populasi AS.
Ilustrasi bumi datar/The Sun
Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan bahwa 84 persen orang Amerika percaya bahwa bumi bulat.
Sebanyak 5 persen di antaranya mengatakan mereka selalu percaya dunia akan bulat tapi baru-baru ini malah bersikap skeptis.
Sementara 2 persen mengatakan bumi itu datar, dan 2 persen lainnya berpikir bumi itu datar tapi mulai berpikiran skeptis.
Sedangkan, 7 persen di antaranya merasa tidak yakin.
Kaum milenial muda atau yang berusia 18 hingga 24 tahun merupakan yang paling mungkin menunjukkan rasa skeptis mereka terhadap rotasi bumi.
Tercatat, hanya 66 persen yang merasa yakin bahwa bumi itu bulat.
Sebagai perbandingan, 94 persen dari mereka yang berusia 55 tahun dan yang lebih tua berpikir bahwa dunia bulat.
Tidak ada banyak perbedaan dalam keyakinan bumi datar di seluruh wilayah negara atau antara jenis kelamin atau orang-orang dari kalangan politik yang berbeda.
Agama geografi
Faktor demografi paling prediktif yang menjelaskan kepercayaan bumi datar tampaknya adalah agama, demikian survei YouGov menyarankan.
Menurut hasilnya, 52 persen dari mereka yang mengatakan dunia itu datar juga menyebut diri mereka sangat religius.
Sedangkan sebanyak 23 persen lainnya dari penganut Bumi datar menyebut diri mereka 'agak religius, sementara 25 persen mengatakan mereka tidak terlalu religius atau tidak beragama sama sekali.
Sementara beberapa jajak pendapat telah difokuskan secara khusus pada keyakinan bumi datar, jajak pendapat nasional lainnya telah menunjukkan bahwa orang Amerika goyah pada fakta yang umumnya diajarkan pada saat mereka mencapai kelas empat.
Jajak pendapat Gallup 1999 menemukan bahwa 18 persen orang Amerika secara keliru mengira matahari berputar mengelilingi Bumi, bukan sebaliknya.
Ilustrasi bumi datar/Documentary Web
(Orang Jerman dan Inggris juga sama bingungnya dalam survei yang dilakukan sekitar waktu yang sama, menurut Gallup--RED)
Google Trends menunjukkan bahwa minat pada konsep 'bumi datar', tanpa embel-embel kepercayaan, telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Tren pencarian untuk istilah di Amerika Serikat merangkak naik selama 2016 dan 2017, dengan lonjakan bertepatan dengan peristiwa tertentu.
Misalnya, penelusuran untuk 'bumi datar' meningkat sekitar waktu gerhana matahari pada Agustus 2017, yang memacu banyak perdebatan.