Hitekno.com - Pada 18 Juni 2018, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara sekitar pukul 17.20.
Kapal kayu ini berangkat dari Pelabuhan Tigaras, Simalungun menuju Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Angkutan penyeberangan Danau Toba ini terbalik sekitar pukul 17.15.
Baca Juga: 6 Aplikasi Ini Bantu Menurunkan Berat Badan
Sebelumnya, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada sekitar 80 orang yang berada di atas KM Sinar Bangun bersama belasan sepeda motor lainnya saat kapal terbalik dan tenggelam.
Namun pihak kepolisian dan Basarnas menyebut bahwa ada 192 orang yang hilang.
Angka ini diperoleh dari keterangan para anggota keluarga dan kerabat para korban yang mengaku bahwa keluarga mereka ikut menumpang di KM Sinar Bangun.
Baca Juga: AOV Meriahkan Piala Dunia dengan Hadirkan Mode Football Fever
Sampai saat ini, usaha pencarian korban masih dilakukan.
Berbicara mengenai Danau Toba, memang penuh misteri dan mitos yang berkembang di masyarakat.
Berikut beberapa fakta ilmiah yang sudah tim HiTekno rangkum untuk kamu.
Baca Juga: 5 Hero dengan Pergerakan Lambat Mobile Legend, Noob Jangan Pilih
Gunung Toba: Terbentuknya Danau Toba
Banyak yang percaya jika Danau Toba terbentuk karena seekor ikan mas.
Namun faktanya, Danau ini terbentuk karena ledakan GunungToba sekitar 69 ribu hingga 77 ribu tahun yang lalu.
Baca Juga: Kelewat Kreatif, Ini Tingkah dan Fakta Menarik KFC di Twitter
Ledakan tersebut membentuk sebuah kaldera yang kita kini kenal sebagai Danau Toba beserta Pulau Samosir di tengahnya.
Ledakan Gunung Toba sangatlah dahsyat sehingga membuat suhu seluruh samudera turun hingga 5 derajat celcius.
Bahkan berdasarkan penelitian, 60 persen populasi manusia saat itu menjadi korban gunung ini.
Hingga kini, Gunung Toba yang mengelilingi Danau Toba dan Pulau Samosir ini masih aktif lho.
Namun tidak bisa diprediksi kapan gunung ini akan erupsi kembali.
Danau Toba Berada di Tiga Lempeng Tektonik
Letak Danau Toba memang rawan bencana.
Hal ini karena posisi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia terletak di lempeng Eurasia yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Banda.
Lempeng benua ini hidup dan setiap tahunnya bergeser atau menumpuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu.
Lempeng Eurasia selalu menjadi sasaran penumpukan lempengan ini.
Dari pergeseran lempeng Pasifik dengan lempeng Eurasia yang berukuran 11 cm per tahun, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi Toba.
Kedalaman Danau Toba yang Simpang Siur
Dalam operasi pencarian dan penyelamatan tragedi tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun, sebuah fakta akhirnya terungkap.
Secara tidak sengaja, misteri ini dikuak oleh tim SAR gabungan dari Polisi Perairan Polda Sumatera Utara, saat menyisir danau untuk mencari bangkai kapal KM Sinar Bangun.
Dari GPS yang terpasang di boat, terungkap bahwa ternyata kedalaman danau vulkanik itu lebih dari satu setengah kilometer atau 1600 meter.
Data dari GPS ini sangat penting mengingat selama ini tidak ada yang tahu pasti berapa kedalaman Danau Toba.
Bahkan dalam laman Wikipedia, kedalaman Danau Toba tercatat sedalam 505 meter saja atau 1666 kaki.
Temuan baru ini membuat heboh banyak orang, apalagi dengan disertakan bukti rekaman video penemuan.