Hitekno.com - Christopher Colombus, penjelajah dan ahli navigasi paling sukses di masanya ini memang mencatat sejarah hebat setelah menemukan benua Amerika.
Menjelang gerhana bulan malam ini, Christopher Columbus memiliki kisah menarik yang berhasil menyelamatkannya dari kondisi kritis.
Tepat pada Mei 1502, Columbus dan rombongan melakukan pelayaran dari Spanyol dengan empat kapal.
Baca Juga: Live Streaming Gerhana Bulan 28 Juli Bisa Dilihat Di sini
Dalam perjalanan tersebut, kapal Columber terkena wabah cacing yang melubangi kapal mereka.
Akibatnya, kru kapal dan Columbus harus terdampar di sebuah pulau misterius yang kini masuk wilayah Jamaika.
Suku Arawak yang menjadi penghuni pulau tersebut menyambut Columbus dan kru kapalnya dengan baik. Makanan hingga tempat tinggal disediakan secara cuma-cuma untuk kru Columbus ini.
Baca Juga: 5 Lokasi Sempurna Menyaksikan Gerhana Bulan 28 Juli 2018
Seiring berjalannya waktu, Suku Arawak bersitegang dengan kru Columbus yang membuat mereka tidak lagi dilayani dengan baik.
Setelah tinggal setengah tahun di pulau tersebut, beberapa anak buah kapal Columbus berencana untuk merampok dan mencuri hewan dan tanaman suku tersebut.
Karena tidak mendapat pasokan makanan dari suku ini, Columbus berusaha melakukan sesuatu agar ia bersama kru kapalnya dapat makan.
Baca Juga: Deretan Mitos dan Sains Mengenai Gerhana Bulan
Ia lalu memanfaatkan almanak yang diterbitkan astronom dan matematikawan asal Jerman, Johannes Muller van Konigsberg, atau yang dikenal dengan nama Regiomontanus.
Almanak tersebut digunakan untuk membohongi Suku Arawak.
Tabel almanak ini berisi informasi penting mengenai Matahari, Bulan, Planet, serta Rasi Bintang yang bermanfaat untuk pelayaran.
Baca Juga: Ternyata, Banyak Peristiwa Gerhana di 2018
Pada tabel tersebut, terdapat informasi mengenai gerhana bulan total yang akan terjadi pada 29 Februari 1504.
Mengantongi informasi tersebut, tiga hari sebelum terjadi gerhana, Columbus melakukan pertemuan dengan kepala Suku Arawak.
Dalam pertemuan tersebut, Columbus mengaku jika Tuhannya sangat marah karena Suku Arawak tidak memasok makanan untuknya.
Ia lalu membeberkan tiga tanda kemarahan Tuhan.
Pertama ialah munculnya Bulan penuh di ufuk Timur, hingga hari gelap, penampakan Bulan berubah menjadi darah (Blood Moon).
Suku Arawak yang mulai ketakutan, lalu membawa banyak makanan dan meminta agar Tuhan Columbus mengembalikan Bulan dalam keadaan normal.
Columbus lalu meminta waktu 50 menit untuk berdiskusi dengan Tuhannya.
Sambil mengurung diri, ia memperhatikan jam pasir yang menjadi petunjuk usainya gerhana bulan tersebut.
Tepat setelah gerhana bulan selesai, Columbus keluar dari kabinnya dan menyampaikan jika Tuhannya telah mengampuni Suku Arawak.
Mereka lalu hidup aman dengan pasokan makanan yang mereka dapat dari Suku Arawak.
Christopher Columbus dan awak kapalnya lalu kembali ke Spanyol pada 7 November 1504.