Hitekno.com - Gerhana bulan akan terjadi pada tanggal 28 Juli dini hari di Indonesia. Sebagian orang terutama negara barat sering menjuluki Gerhana Bulan sebagai Blood Moon.
Selama Gerhana Bulan, bulan purnama akan menghilang dari pandangan dan muncul kembali dengan memancarkan sinar merah tua ke warna oranye.
Jalur total Gerhana Bulan akan melewati Asia Tengah, Sebagian Asia Tenggara, Afrika, Eropa, sebagian Amerika Selatan dan Pasifik Selatan.
Baca Juga: Waspada Hoax yang Sering Beredar Saat Gerhana Bulan
Blood Moon akan terjadi sekitar satu jam dan 43 menit, menjadikannya Gerhana Bulan terlama abad ini.
Sebuah bulan baru akan tampak seperti sebuah bola bercahaya yang bergerak ke dalam bayangan lalu perlahan menghilang dari pandangan.
Sekitar dua kali dalam setahun hal yang tidak biasa terjadi, bulan akan mlewati pusat bayangan Bumi (umbra) dan menciptakan Gerhana Bulan total.
Baca Juga: Mudah Banget, Ini 5 Tips Memotret Milky Way Lewat Smartphone
Dilansir dari Express, agak membingungkan ketika para astronom menyebut gerhana sebagai Blood Moon atau Bulan Darah jika ternyata Bulan hanya menghilang tertelan bayangan Bumi.
NASA mengatakan ketika Bulan melewati bagian tengah bayangan (umbra) itu akan menjadi gelap secara dramatis.
Setelah sepenuhnya berada di umbra, Bulan tampak merah suram karena sinar Matahari yang tersebar di atmosfer Bumi.
Baca Juga: Alasan Gerhana Bulan 28 Juli 2018 Tidak Boleh Terlewatkan
NASA juga menjelaskan bahwa jika kamu menyaksikan gerhana dari permukaan Bulan, kamu akan melihat Matahari terbenam di balik Bumi. Kamu juga akan melihat tubuh kamu bermandikan cahaya merah yang hangat.
Setelah fase gerhana total berakhir, Bulan akan masuk ke fase parsial dan penumbra, Bulan akan kembali berwarna putih normal.
Setelah Bulan meninggalkan bayangan Bumi sepenuhnya fase Gerhana Bulan atau Blood Moon juga ikut berakhir.
Baca Juga: Plot Twist 7 Game Ini Bocorkan Rahasia Sejak Awal