Hitekno.com - Bakteri terus mengalami penguatan seiring dengan berjalannya waktu. Kekebalan bakteri menguat memicu ketakutan masa depan akan era Vicoria di Inggris.
Pada era itu diketahui banyak korban yang jatuh sakit dan banyak orang yang meninggal karena penyakit tifus dan influenza.
Sebuah studi yang diterbitkan pada hari Rabu di Science Translational Medicine memperkuat bukti adanya super bakteri yang semakin tahan dengan desinfektan berbasis alkohol.
Baca Juga: Power Rangers Akan Hadir di POPCON ASIA 2018
Para peneliti yang berbasis di Australia mencoba meneliti dari data yang dikumpulkan pada tahun 2002.
Dilansir dari Gizmodo, rumah sakit Australia memperkenalkan penggunaan pembersih tangan berbahan dasar alkohol untuk dokternya. Tren itu akhirnya menjadi standar dan diikuti oleh rumah sakit lain termasuk Amerika Serikat.
Tiga tahun kemudian, para peneliti menemukan program tersebut memperlambat laju infeksi resisten antibiotik tertentu seperti Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA) di rumah sakit.
Baca Juga: Wajib Install Aplikasi Belajar Ini Biar Kamu Makin Pintar
Namun dalam beberapa tahun terakhir tingkat resistensi obat lain di rumah sakit, terutama yang disebabkan Enterococcus faecium hanya meningkat sejak diperkenalkan.
Mereka kemudian mencari tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Mereka meneliti sampel E. faecium yang dikumpulkan di dua rumah sakit besar Australia sebelum dan sesudah pemberian desinfektan dari tahun 1997 hingga 2015.
Setelah tahun 2010, mereka kaget karena menemukan bakteri mempunyai kemungkinan hidup lebih besar ketika terkena alkohol.
Baca Juga: Ini Chat Misterius Alex, Driver yang Ditemukan Tewas di Sumedang
Toleransi rata-rata bertahan hidup bakteri sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada bakteri yang lebih tua.
Para peneliti kemudian membuat ekperimen yang lebih nyata. Mereka memaparkan strain E. faecium yang berbeda kepada tikus yang hidup dalam kandang. Sebelumnya mereka telah mengatur kandang dengan desinfektan menggunakan antiseptik alkohol.
Melalui kotoran tikus, mereka meneliti betapa mudahnya bakteri itu menjelajah usus tikus. Sekali lagi mereka menemukan bahwa strain bakteri yang toleran terhadap alkohol berkembang lebih dalam kondisi ini.
Baca Juga: Senjata Hantu, Terbuat dari Printer 3D dan Disukai Donald Trump
Strain ini, kata peneliti mungkin merusak "efektifitas tindakan pencegahan disinfektan berbasis alkohol".
Para peneliti berhati-hati dan menunjukkan bahwa temuan ini tidak pasti. Harus ada lebih banyak lagi penelitian tentang rumah sakit lain di seluruh dunia sebelum kita menarik sebuah kesimpulan besar.
Sama seperti antibiotik, bakteri mungkin bertahan hidup dan menjadi lebih toleran jika mereka terkena tingkat desinfektan rendah. Baik karena dokter tidak menggosok tangan mereka cukup lama atau karena jenis larutan itu sendiri.
Peneliti juga menambahkan desinfektan busa atau gel berbasis gosok masih kurang efektif dibanding desinfektan cair.
Terlepas kekebalan bakteri menguat, para peneliti tetap berpesan bahwa disinfektan berbasis alkohol tetap menjadi pertahanan umum yang sangat penting.