Hitekno.com - Siap jatuh cinta, kamu tentu sudah siap dengan patah hati. Untuk orang dewasa atau remaja yang mengenal hubungan cinta, biasanya patah hati terasa lebih menyakitkan.
Hal ini karena, kamu sudah melalui banyak hal bersama mantan pasangan. Tiba-tiba memilih mengakhiri hubungan, meninggalkan banyak kenangan yang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan bersama pasangan tentu menciptakan banyak kenangan antara keduanya. Hal ini yang menyebabkan patah hati sangat menyakitkan saat kebiasaan tersebut berubah.
Baca Juga: Anti Lemot, 5 Aplikasi Ini Bikin Koneksi Internet Kamu Stabil
Ternyata, patah hati yang menyisakan rasa sakit memiliki alasan ilmiah lho.
Ketika sedang merasakan sakit, bagian otak bernama cingulate cortex menjadi terangsang. Bagian ini membuat otak teraktivasi saat mengalami eksklusifitas atau teraliansi dari lingkungan sosial.
Sakit fisik dan sakit hati adalah dua hal yang sama. Biasanya, orang yang merasakan sakit hati akan merasa hatinya hancur atau terluka.
Baca Juga: Canggih, Penggunaan Virtual Reality Dalam Bidang Kesehatan
Pada tubuh, hal ini bereaksi dengan menggunakan rasa sakit fisik untuk mencegah risiko saat mendekati bahaya.
Terpisah dari orang yang dicintai membuat hormon kortisol meningkat dan mendorong penurunan hormon norepineprin yang membuat tubuh mengalami stres.
Stres ini merupakan respon terhadap keadaan terpisah tadi, sehingga terjadi depresi, kecemasan, dan tangisan.
Baca Juga: 5 Foto dengan Penampakan Tidak Biasa Ini Viral di Media Sosial
Untuk menangani hal ini, perlu ada dukungan sosial yang dapat berpengaruh pada penurunan level rasa sakit.
Saat kamu mengalami patah hati, hindari menyendiri. Menyendiri adalah pilihan buruk saat seseorang sedang patah hati.
Yang perlu dilakukan adalah dekatkan diri pada teman dan keluarga.
Baca Juga: Heboh Ada Mayat di Kali, Faktanya Bikin Netizen Kesal
Kamu yang sedang tidak mengalami patah hati atau depresi, wajib peka dan memberikan support untuk penderita patah hati ya.