Hitekno.com - Ketika ditemukan pada pertengahan bulan lalu, bangkai kapal perang Rusia yang diyakini bernilai miliaran dolar Amerika membuat geger dunia. Kapal yang diklaim membawa ratusan ton emas ternyata hanya "Scam".
Scam merupakan berita dalam internet yang bersifat menipu sehingga pengirimnya mendapat manfaat atau keuntungan tertentu.
Banyak media internasional yang telah memberitakan bangkai kapal perang milik Rusia yang tenggelam 113 tahun yang lalu.
Baca Juga: Kapal Perang Rusia Ditemukan, Bawa Emas 200 Ton
Media internasional seperti Reuters, CNBC, Forbes, Daily serta masih banyak media besar lainnya termakan klaim tim eksplorasi asal Korea Selatan tersebut.
Sekarang polisi sedang menyelidiki para pemimpin perusahaan dan tak menutup kemungkinan mereka bisa terkena tuntutan.
Dilansir dari Gizmodo, mereka diduga sengaja menyebarkan scam agar kriptokurensi perusahaan meningkat pesat.
Baca Juga: Mesin Kiamat Rusia, Mampu Ciptakan Tsunami 100 Meter
Sebelumnya, tim eksplorasi asal Korea Selatan yang bernama Shinil Group mengatakan bahwa kemungkinan bangkai kapal perang Rusia menyimpan ratusan ton emas.
Kapal perang Dimitrii Donskoi dipercaya membawa emas sebanyak 200 ton dan nilai seluruh kapal mencapai 133,4 miliar dolar AS atau senilai Rp 1.927 triliun.
Shinil Group mengklaim telah menemukan reruntuhan kapal dan memamerkan rekaman video yang diambil oleh kapal selam robot. Tim eksplorasi tidak membawa kembali emas tetapi mengatakan mereka telah melihat "kotak harta karun" di kapal.
Baca Juga: Misteri Yeti dan Penampakannya di Depan Kamera
Setelah berita tersebar, saham perusahaan yang menaunginya meledak di pasaran.
Afiliasi perusahaan yang berbasis di Singapura diduga mencoba menjual kriptokurensi yang dikeluarkan berdasarkan nilai potensi kapal yang karam.
Perusahaan itu menarik investor dan mengatakan bahwa nilai mata uang akan terdongkrak hingga 10 ribu won pada akhir September.
Baca Juga: Musim Panas di Jepang, Pria Ini Memasak di Atas Kap Mobil
Padahal saat ini nilai mata uang hanya berada di 200 won.
Polisi sedang menyelidiki keterlibatan Choi Yong Seok selaku pemimpin Shinil Group dengan pendiri perusahaan pendahulunya, Ryu Sang-mi.
Polisi yakin Choi memainkan peran kunci dalam bisnis perusahaan sebagai mitra dari Ryu bersaudara (Ryu Sang-mi dan Ryu Seung-jin) yang mengepalai unit perusahaan Singapura.
"Dia adalah tokoh kunci dalam scam mengenai kapal berisi harta karun," kata seorang pejabat polisi kepada AFP.
Pihak berwenang telah meminta Interpol untuk mengeluarkan "Red Notice" untuk Ryu Seung Jin.
Ryu Seung-jin meninggalkan Korea Selatan pada tahun 2014 di bawah tuduhan penipuan dan diyakini berada di Vietnam.
Jika tokoh kunci tersebut berhasil ditangkap, scam mengenai kapal perang Rusia bisa menarik beberapa pihak lain yang terlibat.