Hitekno.com - Baru-baru ini, sebuah kejadian mengerikan terjadi di kepulauan Faroe saat laut berubah menjadi darah karena pembantaian ikan paus.
Kepulauan Faroe adalah sebuah kepulauan di Samudra Atlantik Utara yang terletak antara Skotlandia dan Islandia.
Pembantaian ikan paus ini dilakukan setiap tahun sebagai tradisi musim panas untuk bersiap menyambut musim dingin di bulan selanjutnya.
Baca Juga: Alasan Ilmiah Ini Jelaskan Mengapa Seseorang Bisa Melihat Hantu
Dalam foto yang tersebar di media sosial, air lautan berubah menjadi warna merah yang merupakan darah puluhan ikan paus usai pembantaian.
Saat melintas di perairan tersebut, para paus akan ditangkap dan diikat dengan tali untuk diseret ke pinggir pantai.
Ikan paus tersebut lalu dibunuh dengan tombak di tulang belakang dan didorong melalui leher untuk mematahkan tulang belakangnya.
Baca Juga: Misteri Easter Island Terungkap, Sejarah Harus Ditulis Ulang
Dilansir dari BBC (16/08), seorang mahasiswa Universitas Cambridge bernama Alastair Ward (22) mengunjungi Kepulauan Faroe bulan lalu untuk merayakan kelulusannya.
Namun, ia dan temannya dikejutkan dengan terjadinya pertumpahan darah yang terjadi di pulau tersebut.
"Saat paus tersebut mendekat, seluruh penduduk kota berlari dan mulai membantai mereka," ungkap Alastair Ward.
Baca Juga: Seram Abis, Ini Eksperimen Medis Terkejam Sepanjang Sejarah
Alastair mengaku jika banyak anak-anak yang ikut terlibat, menarik tali dan melompat ke bangkai ikan paus tersebut.
Menurutnya, pembantaian tersebut berlangsung sekitar 30 menit dan lebih dari 180 ikan paus mati. Ia dan temannya hanya terduduk tanpa berkata-kata dan sedikit kesal.
Kebiasaan berburu ikan paus dikenal secara lokal dengan nama "Grindadrap". Kebiasaan ini dilakukan untuk mencukupkan kebutuhan daging ikan paus untuk dikonsumsi selama musim dingin berlangsung.
Baca Juga: Deretan Foto Bersejarah Dunia Ini Punya Berbagai Kisah Menarik
Hingga kini, perburuan dan pembantaian ikan paus mendapat banyak kritikan oleh para aktivis karena kekejamannya.