Kekalahan Napoleon di Waterloo Karena Letusan Gunung Tambora

Letusan Tambora menyebabkan cuaca buruk yang memaksa Napoleon menyerah di Perang Waterloo.

Agung Pratnyawan

Posted: Sabtu, 25 Agustus 2018 | 08:00 WIB
Napoleon di Waterloo. (Sun Express News)

Napoleon di Waterloo. (Sun Express News)

Hitekno.com - Dunia yang sekarang kita kenal ini mungkin bisa berbeda jika Gunung Tambora yang berada di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak meletus. Begitu juga dengan Napoleon Bonaparte berperang melawan Sekutu di Pertempuran Waterloo pada Juni 1815.

Kekalahan Prancis di Waterloo besar dampaknya terhadap Eropa. Kebangkitan nasionalisme Jerman yang memuncak pada Perang Dunia II dan lahirnya Inggris sebagai negara super power, menggantikan Prancis, pada abad 19 diyakini berawal dari Waterloo. 

Para sejarahwan sebelumnya sudah mencatat bahwa pasukan Prancis yang dipimpin Kaisar Napoleon dalam Pertempuran Waterloo kalah dari kekuatan Sekutu - yang terdiri dari Inggris, Prusia (kini termasuk dalam Jerman), Belgia, dan Belanda - salah satunya karena faktor cuaca buruk.

Baca Juga: Kota Romawi Kuno Pompeii yang Terkubur Akibat Letusan Gunung Api

Hujan yang mengguyur Eropa ketika itu, menurut sebuah penelitian terbaru, disebabkan oleh abu vulkanis bermuatan listrik yang dilepaskan Tambora ke Atsmofer.

Gunung Tambora. (Wikipedia)
Gunung Tambora. (Wikipedia)

Letusan Tambora sendiri memang diketahui menelan korban jiwa hingga 100.000 orang dan menyebabkan Bumi tak mengalami musim panas selama satu tahun, hingga 1816.

Penelitian Matthew Genge di Imperial College, London Inggris, yang diterbitkan dalam jurnal Geology pekan ini, menunjukkan bahwa abu vulkanis Tambora telah memantik terjadinya "arus pendek" di ionosfer, tempat awan biasanya terbentuk.

Baca Juga: 10 Negara Paling Beresiko terkena Letusan Gunung Berapi

Di ionosfer, abu vulkanis tadi memicu terbentuknya awan dalam jumlah besar, berujung pada tingginya curah hujan di Eropa, dan akhirnya berkontribusi pada kekalahan Napoleon di Waterloo.

Adapun penelitian Genge ini menunjukkan bahwa abu vulkanis Tambora ternyata terbang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya oleh para ilmuwan.

"Sebelumnya para geolog mengira bahwa abu vulkanis hanya sampai di level bawah atmosfer. Tetapi riset saya menunjukkan bahwa abu letusan gunung bisa didorong ke lebih jauh ke atsmofer oleh energi listrik," jelas Genge.

Baca Juga: Penampakan Menakjubkan Lava Gunung Berapi Kilauea

Dalam studinya, Genge menciptakan sebuah model untuk menghitung sejauh mana abu vulkanis bisa melesat ke atsmofer. Ia menemukan bahwa partikel berukuran sangat kecil bisa mencapai ionosfer jika terjadi letusan dasyat.

Hasil studi Genge itu konsisten dengan catatan sejarah letusan gunung api lainnya. Misalnya pada letusan Krakatau di 1883 dan letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada 1991.

Tulisan ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Letusan Gunung Tambora Sebabkan Kekalahan Napoleon di Waterloo.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, Ini Perbedaan 4 Level Status Gunung Merapi

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB