Ilmuwan Percaya Kecerdasan Buatan Lebih Berbahaya dari Teroris

Prof Al-Khalili berbicara tentang mimpi dan bahaya Kecerdasan Buatan.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 07 September 2018 | 15:30 WIB
Meme Kecerdasan Buatan. (memegenerator)

Meme Kecerdasan Buatan. (memegenerator)

Hitekno.com - Para perusahaan teknologi dunia, saat ini sedang berlomba-lomba dalam menghadirkan teknologi kecerdasan buatan. Dari untuk mempercantik foto selfie, kecerdasan buatan masuk hingga ke kesehatan dan masih banyak lainnya.

Munculnya mesin-mesin menimbulkan risiko lebih besar bagi masa depan spesies kita daripada terorisme atau perubahan iklim. Itu adalah peringatan dari Profesor Jim Al-Khalili, presiden yang masuk dari British Science Association, yang takut masyarakat akan berbalik melawan kecerdasan buatan.

Berbicara di sebuah briefing di London sebelum British Science Festival di Hull, Al-Khalili mengaku, beberapa tahun silam, saat ditanya apa yang menjadi pembicaraan paling mendesak dan penting yang harus dihadapi tentang masa depan.

Baca Juga: Gawat, Polusi Udara Bisa Pengaruhi Tingkat Kecerdasan Kita

Jawabannya adalah perubahan iklim atau terorisme, resistensi antimikroba, ancaman pandemi atau kemiskinan dunia. Namun, kini semua itu berubah.

“Hari ini saya yakin, pembicaraan paling penting yang harus kita hadapi adalah tentang masa depan AI. Itu akan mendominasi apa yang terjadi dengan semua masalah lain ini menjadi lebih baik atau lebih buruk," ujarnya.

Para fisikawan juga memperingatkan bahwa potensi kecerdasan buatan penuh mungkin tidak terwujud tanpa transparansi dan keterlibatan publik yang lebih besar.

Baca Juga: Berkenalan dengan Norman, Artificial Intelligence yang Psikopat

Ilustrasi kecerdasan buatan. [Pixabay]
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Pixabay)

Dengan tidak adanya aksi bersama oleh para akademisi, Pemerintah dan industri, teknologi yang maju dengan cepat dapat berakhir dengan tidak terkontrol dan tidak diatur di tangan beberapa perusahaan yang sangat kuat.

Prof Al-Khalili berbicara tentang mimpi dan bahaya Kecerdasan Buatan. Dia menunjukkan bahwa Inggris berada di garis depan teknologi, yang diperkirakan berkontribusi hingga 15 triliun dolar AS (Rp 223.197 triliun) ke ekonomi global pada 2030.

Tapi ada risiko kecerdasan buatan akan sama seperti GM (modifikasi genetik) dan dilihat sebagai menakutkan dan menakutkan oleh anggota masyarakat dan "piala racun" oleh politisi.

Baca Juga: Kini Kecerdasan Buatan Bisa Melucu Hingga Bikin Meme Sendiri

Profesor Al-Khalili menngingatkan bahwa ada bahaya nyata dari reaksi publik terhadap kecerdasan buatan yang berpotensi serupa dengan yang kami miliki dengan GM pada masa awal milenium.

"Jika publik menjadi tidak terlibat, para pemimpin kita akan melihatnya sebagai prioritas yang kurang. Peraturan harus ada dan mungkin sudah terlambat. Setidaknya ini akan mengakibatkan teknologi tidak digunakan untuk potensi penuh di sektor publik, berpotensi menyebabkan peningkatan ketidaksetaraan di masyarakat," bebernya.

Dia ingin melihat kecerdasan buatan termasuk dalam kurikulum sekolah dan fokus program pendidikan publik yang memusnahkan mitos. Sementara kecerdasan buatan sering dilihat sebagai fiksi ilmiah, itu sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Hukum Pertama Bot Sosial dan Dampak Artificial Intelligence

"AI akan mengubah hidup kita dalam beberapa dekade mendatang bahkan lebih dari internet selama beberapa dekade terakhir. Mari kita pastikan kita siap untuk itu," tukas Prof Al-Khalili.

Tulisan mengenai bahaya Kecerdasan Buatan ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Para Ahli Peringatkan Kecerdasan Buatan Lebih Bahaya dari Teroris.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB