Hitekno.com - Para arkeolog beserta ilmuwan baru saja menemukan sebuah rahasia di balik altar suku Maya. Altar yang berusia 1.500 tahun ditemukan di dalam sebuah kuil suku Maya kuno.
Di dalam gelapnya hutan Guatemala, ilmuwan dan para peneliti berhasil membawa altar tersebut ke dalam laboratorium penelitian.
Altar itu sebenarnya ditemukan pada tahun 2017 di situs Maya La Corono namun baru diteliti dan dibawa ke permukaan pada September 2018.
Baca Juga: Anak Panah Suku Kuno Ditemukan, Berumur 1.000 Tahun
Ketika pertama kali ditemukan, Altar yang penuh ukiran ditemukan terlilit akar phon di sebuah kuil yang mudah runtuh.
Butuh waktu setahun bagi ilmuwan dan juga peneliti membongkar lempengan batu besar dan memindahkannya ke Guatemala City.
Akhirnya setelah diteliti dan diungkap ''rahasia'' di baliknya, arca suku Maya kuno dipamerkan di National Museum of Archaeology and Ethnology pada bulan September 2018.
Baca Juga: Suku Apatani, Sumbat Hidung Agar Terlihat Tidak Menarik
Dikutip dari FoxNews, altar terbuat dari batu kapur yang menggambarkan seorang raja yang sebelumnya tidak dikenal, Chak Took Ich'aak.
Raja itu terlihat membawa patung ular berkepala dua yang tampak seperti dewa. Hieroglyph mengungkapkan bahwa altar itu dibangun pada tanggal 12 Mei 544.
Para ahli dan ilmuwan mengatakan altar itu dibangun pada masa dinati Kaanul yang dikenal sebagai ''Raja Ular''.
Baca Juga: Deretan Kebrutalan Suku Aztec dalam Membesarkan Anak
''Selama beberapa abad selama periode Klasik, raja-raja Kaanul mendominasi sebagian besar Dataran Rendah Maya,'' kata Tomas Barrientos, wakil direktur proyek dan direktur Pusat Penelitian Arkeologi dan Antropologi di Universitas Valley Guatemala.
Chak Took Ich'aak muncul 20 tahun kemudian sebagai bawahan dinasti Kaanul dan penguasa kota Peru-Waka.
Kota tersebut mempunyai luas yang lebih besar dan berdekatan dengan pusat kota suku Maya kuno.
Baca Juga: 5 Suku yang Mempunyai Kekuatan Super
Francisco Estrada-Belli, seorang arkeolog Universitas Tulane yang juga mengamati penelitian itu mengungkapkan bahwa raja ular memang lihai dan penuh intrik.
Raja ular menggunakan segala cara untuk mengalahkan Tikal termasuk menggunakan perkawinan kerajaan untuk mengikat sekutu.
Estrada menjelaskan bahwa kemenangan suku Maya atas Tikal adalah hasil dari semacam ''blitz'' yang terjadi secara tiba-tiba. Itu membuatnya seperti ada pada Game of Thrones.
''Sangat menarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana kekaisaran Maya berkembang, seperti dalam 'Game of Thrones' yang pernah kita lihat,'' kata Estrada dalam sebuah pernyataan.
Altar Game of Thrones milik suku maya kuno adalah temuan menarik bagi para ilmuwan karena dapat menjelaskan peradaban Maya kuno.