Tetap Waspada, Ini Sejarah Tersembunyi Gunung Anak Krakatau

Wah sejarah ini nggak banyak orang tahu!

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 03 Oktober 2018 | 17:30 WIB
Ilustrasi Gunung Anak Krakatau meletus. (BNPB)

Ilustrasi Gunung Anak Krakatau meletus. (BNPB)

Hitekno.com - Gunung anak Krakatau tercatat aktivitasnya mulai meningkat pada awal Oktober 2018. Gunung yang terletak di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung masih tak aman bagi wisatawan apabila mendekat.

Sepanjang pengamatan Senin (1/10/2018) hingga Selasa dini hari dari CCTV, teramati sinar api, aliran lava pijar ke Selatan dan lontaran pijar ke segala arah.

Dikutip dari Suara, pada periode tersebut terdengar suara dentuman dan getaran dengan intensitas lemah hingga kuat dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Cari Tahu Posko Bencana Palu dengan Akses Google Maps Ini

Pantauan petugas pos pantau Gunung Anak Krakatau di Pasauran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Deny Mardiono mengatakan, berdasarkan pemantauan sejak tanggal 2 Oktober 2018, setidaknya terjadi 156 kali letusan dalam sehari.

Dilihat dari sejarahnya, Gunung Anak Krakatau memiliki reputasi kuat baik dalam sejarah di Indonesia maupun sejarah dunia.

Gunung anak Krakatau erupsi tahun 2009 diamati dari Pulau Rakata. (SwissEduc)
Gunung anak Krakatau erupsi tahun 2009 diamati dari Pulau Rakata. (SwissEduc)

Letusan sang induk dari Gunung Anak Krakatau atau disebut Gunung Krakatau tercatat memiliki dampak besar dalam sejarah dunia.

Baca Juga: Meletus, Ini Fakta Gunung Soputan dan Kaitannya dengan Gempa Bumi

Gunung Anak Krakatau berstatus waspada sejak tanggal 26 Januari 2012 sampai sekarang. Radius zona berbahaya ada di dalam radius 2 kilometer.

Berikut sejarah tersembunyi mengenai Gunung Anak Krakatau yang jarang orang tahu:

1. Terbentuk dari ledakan mega dahsyat.

Baca Juga: Ilmuwan Kaget, Ada Kehidupan di 600 Meter Bawah Bumi

Ilustrasi letusan Krakatau. (Wikipedia)
Ilustrasi letusan Krakatau. (Wikipedia)

Gunung Anak Krakatau terbentuk dari salah satu ledakan terkuat yang pernah ada dalam sejarah yang dikenal dengan ledakan Gunung Krakatau. Gunung itu meledak pada tanggal 23 Agustus 1883.

Ledakannya setara dengan 3.000 bom atom Hiroshima atau 26 kali lebih kuat dari bom hidrogen terkuat saat ini.

Tsunami setinggi 100 kaki atau 30,5 meter langsung tercipta setelah ledakan terjadi. Ledakan Gunung Krakatau melemparkan batu apung sejauh 5.331 kilometer 10 hari kemudian. Korban yang tewas mencapai 36.489 orang.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Alat Pembaca Pikiran, Tiga Otak Bisa Terhubung

2. Mempunyai waktu yang lama untuk pulih

Gunung anak Krakatau erupsi tahun 2009 diamati dari Pulau Rakata. (SwissEduc)
Gunung anak Krakatau erupsi tahun 2009 diamati dari Pulau Rakata. (SwissEduc)

Setelah ledakan, kondisi Krakatau harus pulih dalam jangka waktu yang lama. Setelah 40 tahun dari ledakan super besar, daerah sekitar Krakatau dihuni oleh 600 spesies hewan termasuk tokek, ular piton, dan ular kawat.

Ular piton menempati pulau pertama kali dengan berenang sementara ular kawat terbawa ke pulau melalui kayu yang hanyut.

3. Menginspirasi seniman ternama pasca letusan.

The Scream 1893. (Total History)
The Scream 1893. (Total History)

Pada tahun 2004, seorang astronom memperkirakan bahwa langit merah darah yang diperlihatkan dalam lukisan Edvard Munch adalah hasil letusan dari Gunung Krakatau.

Lukisan karya Munch sangat terkenal dengan judul The Scream itu menampilkan warna langit di atas Norwegia pasca letusan.

Dikuti dari The Age, The Scream ada dalam empat versi: dua pastel (1893 dan 1895) dan dua lukisan (1893 dan 1910). Pastel The Scream 1895 bahkan pernah dilelang di tahun 2012 dengan harga 119.922.500 dolar AS atau Rp 1,8 triliun.

4. Menginspirasi karya ''Pop Culture''

Uang 100 kertas tahun 1992 menampilkan Gunung Anak Krakatau. (Wikipedia)
Uang 100 kertas tahun 1992 menampilkan Gunung Anak Krakatau. (Wikipedia)

Krakatau telah ditampilkan sebagai subjek dan bagian dari cerita di berbagai drama dan film. Pada tahun 1953, film berjudul Fair Wind to Java diciptakan karena terinspirasi dengan gunung Krakatau.

Film itu menceritakan tentang seorang kapten laut Amerika dan seorang pemimpin bajak laut berpacu mencari berlian yang tersembunyi di Krakatau.

Krakatau menginspirasi karya film lain seperti Crack of Doom (1966), Krakatau (1977), Krakatoa: Volcano of Destruction (2006), dan Krakatoa (2008).

5. Sangat Aktif

Gunung Anak Krakatau 18 Agustus 2018. (BNPB via Suara)
Gunung Anak Krakatau 18 Agustus 2018. (BNPB via Suara)

Gunung Anak Krakatau merupakan gunung yang sangat aktif dengan ledakan-ledakan yang tak terduga. Gunung ini bisa diam dalam waktu tertentu dan tiba-tiba mengeluarkan lava pijar dan bom lava.

Olhe karena itu Gunung Anak Krakatau berstatus waspada dan wisatawan diharap tak mendekat dalam jangkauan 2 kilometer.

Gunung Anak Krakatau sempat mengilang lima kali sebelum memantapkan dirinya sebagai pulau permanen pada tahun 1930.

Gunung Anak Krakatau tercatat mulai sangat aktif sejak tahun 1972 sehingga semua orang harus berhati-hati di dekat gunung ini.

Itulah tadi sejarah tersembunyi Gunung Anak Krakatau, yuk bagikan artikel ini agar makin banyak orang tahu!

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB