Hitekno.com - Para ilmuwan kini sedang meneliti lebih lanjut mengenai pernyataan Elon Musk yang cukup kontroversial. Elon Musk pernah mengatakan bahwa dunia ini kemungkinan hanya ilusi.
Ia menjelaskan bahwa kemungkinan kita hidup di dunia simulasi.
''Jika kamu mengasumsikan tingkat peningkatan apa pun, game pada akhirnya tidak dapat dibedakan dari kenyataan. Kita kemungkinan besar dalam simulasi,'' kata Elon Musk dalam sebuah wawancara dengan podcast populer.
Baca Juga: Rakun Zombie Ditemukan di New York, Masih Diteliti Ilmuwan
Seorang astrofisikawan yang bernama Neil deGrasse Tyson menyetujui pernyataan dari Elon Musk dan tak ada alasan untuk menolaknya.
Tyson juga mengatakan ini bahwa ini lebih baik daripada peluang 50:50.
"Saya berharap saya bisa mengajukan argumen yang kuat untuk menentangnya, tetapi saya tidak dapat menemukannya,'' kata Tyson dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Alien Bersembunyi di Suatu Tempat, Ini Kata Ilmuwan
Dikutip dari NBC Science, dunia ini kemungkinan hanya ilusi dimulai dari penelitian dan teori milik Nick Bostrom.
Filsuf Universitas Oxford itu menjelaskan beberapa logika yang menyatakan bahwa dunia ini bisa saja suatu ilusi.
Bostrom mengatakan bahwa jika ada peradaban teknologi berumur panjang di alam semesta, dan jika mereka menjalankan simulasi komputer, harus ada sejumlah besar realitas simulasi lengkap.
Baca Juga: Manusia Bisa Hidup Seribu Tahun karena AI, Ini Penjelasan Ilmuwan
Itu berarti harus ada penduduk dengan kecerdasan buatan yang mungkin tidak tahu bahwa mereka tinggal di dalam suatu permainan.
Dan penduduk itu bisa jadi merupakan kita sendiri. Makhluk-makhluk ini mungkin membayangkan bahwa diri mereka nyata.
Namun yang terjadi adalah sebaliknya, kita hanya ada di dalam simulasi.
Baca Juga: Selain Cerdas, 5 Ilmuwan Ini Dikenal Paling Mengerikan
Ilmuwan lain yang bernama Scott Aaronson, seorang ilmuwan komputer di University of Texas, berpikir jika benar kita ada di dalam dunia simulasi pasti akan ada semacam ''bug'' di dalam simulasi itu sendiri.
Ini seperti film fiksi ilmiah ''The Matrix'', namun bedanya, teori ini benar-benar dicari pembuktian kebenarannya oleh ilmuwan.
Silas Beane, seorang ahli fisika nuklir di University of Washington mengusulkan bahwa kita bisa mencari ''bug'' dengan meneliti sinyal kosmik dari resolusi simulasi.
Dengan menggunakan Teleskop Array, jaringan 500 detektor yang tersebar di 300 mil persegi gurun Utah, mereka mengawasi sinar kosmik saat mereka menabrak atmosfer Bumi dari luar angkasa.
Detektor telah menemukan partikel sebanyak 100 triliun kali lebih energik sebagai cahaya tampak.
Ilmuwan mengatakan bahwa tempat itu bagus untuk memulai berburu bug dalam simulasi apapun.
Penelitian masih berjalan sampai sekarang dan mereka berharap dapat menemukan ''bug'' tersebut.
Aaronson kembali menjelaskan bahwa kita perlu merenungkan teori tersebut.
Ilmuwan masih mencari ''misteri kuno di mana alam semesta kita berasal, siapa atau apa yang menciptakannya, dan mengapa''.
Dunia ini kemungkinan hanya ilusi sangat menarik untuk diteliti karena ilmuwan mengakui ada semacam kekuatan besar di luar sana yang menciptakan simulasi ini.