Siang Ini, Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Yogyakarta

Siap-siap saksikan hari tanpa bayangan di Yogyakarta pukul 11.24 WIB ya.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Amelia Prisilia

Posted: Sabtu, 13 Oktober 2018 | 11:00 WIB
Ilustrasi matahari. (pixabay/qimono)

Ilustrasi matahari. (pixabay/qimono)

Hitekno.com - Setelah sebelumnya menghampiri beberapa daerah lain, hari ini, Sabtu (13/10/2018), giliran Yogyakarta yang akan mengalami hari tanpa bayangan atau kulminasi utama matahari. Diperkirakan, fenomena ini terjadi pukul 11.24 WIB.

Proses kulminasi utama adalah fenomena saat matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Sedangkan deklinasi matahari juga akan sama dengan lintang pengamat.

Posisi matahari akan berada tepat di atas kepala manusia atau yang disebut juga sebagai titik zenit. Fenomena ini membuat bayangan benda yang tegak akan menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

Baca Juga: Belum Modern, Deretan Hewan Ini Pernah Dimanfaatkan Saat Perang

Jika secara ilmiah fenomena ini dikenal sebagai kulminasi utama, masyarakat pada umumnya menyebutnya sebagai hari tanpa bayangan.

Fenomena hari tanpa bayangan ini membuat suhu udara meningkat hingga lebih dari 35 derajat celcius. Sedangkan kelembaban udara turun hingga 40%.

Ilustrasi matahari. (pixabay/Imaresz)
Ilustrasi matahari. (pixabay/Imaresz)

Mengiringi kulminasi utama, masyarakat Yogyakarta dalam beberapa hari ini sudah merasakan cuaca panas menyengat di siang maupun malam hari.

Baca Juga: Diduga Alien, Peneliti Tangkap Sinyal Aneh Dari Luar Angkasa

Pada tahun 2015 lalu, kulminasi utama juga terjadi di Indonesia. Paling menghebohkan, saat fenomena ini terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat.

Kulminasi utama di Pontianak dirayakan dengan berbagai gelaran unik bertajuk Pesona Kulminasi Matahari. Event tersebut diselenggarakan pada 21-23 Maret dan 21-23 September setiap tahunnya di Tugu Khatulistiwa.

Alat deteksi kulminasi berupa besi bulat sepanjang dua meter yang dihubungkan dengan dua rangkap kaca cembung akan disediakan di depan Tugu Khatulistiwa. Alat ini berfungsi untuk menangkap sinar matahari dalam satu titik yang panasnya mampu menyulut api.

Baca Juga: Menjelajah Jauh, Voyager 2 NASA Dekati Batas Ruang Antar Bintang

Ilustrasi matahari. (pixabay/3938030)
Ilustrasi matahari. (pixabay/3938030)

Kulminasi utama dirayakan secara istimewa di Pontianak karena kota ini menjadi satu-satunya yang dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa.

Selain sering muncul di Pontianak, hari tanpa bayangan tahun ini juga sudah terjadi di beberapa kota besar di Pulau Jawa seperti Semarang pada 11 Oktober pukul 11.25 WIB, Surabaya pada 12 Oktober pukul 11.15 WIB, Bandung pada 11 Oktober, Serang dan Jakarta pada 9 Oktober.

Untuk Yogyakarta, Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta menghimbau agar masyarakat menggunakan pelindung surya untuk mengurangi sengatan matahari dan membawa bekal minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.

Baca Juga: Badai Michael Berbentuk Tengkorak Terekam, Netizen Ketakutan

Mengingat posisi Indonesia yang berada pada ekuator, hari tanpa bayangan akan terjadi sebanyak dua kali dalam satu tahun dengan jarak waktu yang tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa. Fenomena ini sering terjadi antara bulan Februari-April dan September-Oktober.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB