Terlalu Lama Kita Dibohongi, Ini Peta Dunia Sebenarnya

Ekstremis Flat Earth dan ekstremis NASA, yuk baca bareng-bareng peta dunia ini!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Selasa, 23 Oktober 2018 | 11:00 WIB
Peta dunia yang selama ini kita kenal. (ED Times)

Peta dunia yang selama ini kita kenal. (ED Times)

Hitekno.com - Peta dunia tenyata tak seperti yang kita lihat sejak kita di bangku sekolah. Seorang ilmuwan membongkar ''kebohongan'' mengenai ukuran peta dunia yang selama ini kita kenal.

Sebagian besar peta yang kita lihat sehari-hari berdasarkan proyeksi Mercator. Desain peta telah ada hampir 450 tahun yang lalu.

Bahkan Google Maps menggunakan varian proyeksi ini hingga beberapa bulan yang lalu.

Baca Juga: Gokil, Video Klip Terbaru Eminem Direkam dengan Google Pixel 3

Namun ilmuwan ini mengungkapkan bahwa ukuran peta dunia yang selama ini dikonsumsi publik kurang tepat bahkan ukurannya sama sekali tidak benar.

Neil Kaye, seorang ilmuwan iklim di Met Office dari Inggris merancang visualisasi peta dari proyeksi lama ke proyeksi baru.

Proyeksi peta dunia lama dan peta dunia baru. (Twitter/ neilrkaye)
Proyeksi peta dunia lama dan peta dunia baru. (Twitter/ neilrkaye)

Ia mengganti proyeksi Mercator dengan proyeksi sebenarnya dan mengganti ukuran relatif suatu negara terhadap negara lain.

Baca Juga: Kepala Ayam Tanpa Tubuh, Hewan Aneh Ini Hidup di Laut Dalam

Kaye membagikan hasil temuannya menggunakan animasi GIF melalui akun Twitter resminya yang bernama @neilrkaye.

Seperti yang kamu lihat, ternyata ukuran negara yang selama ini kita kenal ternyata jauh lebih kecil.

Dikutip dari IFLScience, negara yang terletak jauh dari garis khatulistiwa ukurannya menyusut secara signifikan.

Baca Juga: Bikin Heboh, Bola Api Misterius Terbang di Langit

Ukuran negara seperti Rusia, Kanada, dan Greenland berubah total. Sebagian Asia dan Amerika Serikat juga menyusut cukup banyak.

Proyeksi Mercator menggambarkan Greenland sebagai daratan yang lebih besar dari Afrika.

Namun kenyataanya justru Afrika 14 kali lebih besar dari Greenland.

Baca Juga: Ternyata Hoaks, Heboh Mayat Korban Tsunami Palu di Pesisir Pantai

Peta dunia yang selama ini kita percayai. (Twitter/ neilrkaye)
Peta dunia yang selama ini kita percayai. (Twitter/ neilrkaye)

Proyeksi Mercartor pertama kali disajikan oleh kartografer Flemish Gerardus Mercator pada tahun 1569. Ini sangat berguna karena memungkinkan navigator melakukan perjalanan garis lurus dan mengetahui letak negara.

Namun ketika kita menerjemahkan bentuk tiga dimensi seperti bola dunia, ke dalam proyeksi dua dimensi, sesuatu harus diberikan untuk mengungkap detilnya.

Dalam artian, hal tersebut mendistorsi ukuran dan jarak saat kita mendekat ke arah dua kutub.

Proyeksi Mercator sebelumnya pernah dituduh memiliki haluan politik dengan menghadirkan pandangan Eurocentric tentang dunia.

Sebagai akibat terhadap kekurangan proyeksi tersebut, beberapa sekolah di Boston bahkan memutuskan untuk mengganti peta.

Peta dunia ukuran sebenarnya. (Twitter/ neilrkaye)
Peta dunia ukuran sebenarnya. (Twitter/ neilrkaye)

Mereka lebih memilih peta alternatif Gall-Peters namun peta ini juga tidak sempurna. Meskipun peta alternatif tersebut mempertahankan ukuran luas daratan lebih akurat, ia mengubah bantuknya.

Setelah melihat proyeksi ini di Twitter banyak netizen yang merasa puas dan merasa ''tercerahkan''. Cuitan Neil Kaye medapatkan lebih dari 3 ribu Like dan ribuan komentar dari netizen.

Ukuran peta dunia sebenarnya membuat netizen dan warga dunia semakin paham bahwa selama ini mereka telah percaya terhadap ukuran peta yang salah.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB