Lubang Hitam Supermasif Ditemukan di Galaksi Bima Sakti

Pertama kalinya manusia mengamati lubang hitam dalam jarak sedekat ini.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Senin, 05 November 2018 | 09:00 WIB
Ilustrasi lubang Hitam (ESO)

Ilustrasi lubang Hitam (ESO)

Hitekno.com - Beberapa waktu lalu, ilmuwan menduga bahwa terdapat lubang hitam supermasif yang terletak di pusat galaksi kita. Namun kini, ilmuwan berhasil membuktikan kebenarannya melalui penampakan yang nyata.

Tak hanya itu, sebuah video resmi hasil pengamatan tersebut juga telah dirilis ke publik. Biasanya, ilmuwan hanya mempublikasikan temuannya melalui gambar atau jurnal yang diterbitkan di situs penelitian resmi.

Hasil penemuan mereka terkadang juga tak bisa dicerna secara mudah oleh publik.

Baca Juga: Astronom Temukan Sepasang Awan Debu Misterius Mengorbit ke Bumi

Permasalahan tersebut terpecahkan karena kini ilmuwan ESO (European Southern Observatory) mengonfirmasi bahwa terdapat lubang hitam di galaksi kita lengkap dengan videonya.

Bukti ilmiah beserta penelitian mereka juga telah dirilis secara resmi di situs ESO pada tanggal 31 Oktober 2018.

Ilmuwan dan juga ahli kosmologi menggunakan Very Large Telescope (VLT) untuk mengamati cahaya terang dari radiasi inframerah piringan puing (benda angkasa) yang mengelilingi Sagitarius A.

Baca Juga: NASA Bakal Jadikan Tanah Planet Mars Sebagai Bahan Bakar Roket

Pengamatan tersebut menjadi bukti kuat bahwa itu adalah lubang supermasif yang berada di Galaksi Bima Sakti.

Konsorsium ilmuwan asal Eropa itu menggunakan teleskop yang bernama GRAVITY untuk mengamati tiga semburan cahaya terang yang mengorbit di sekitar Sagitarius A.

Baca Juga: Diduga Lakukan Selfie Ekstrem, Pasangan Travel Blogger Ini Tewas

Cahaya terang itu teramati pada 30 persen kecepatan cahaya dan terlihat berinteraksi dengan medan magnet di sekitarnya.

Itu sejalan dengan teori ilmuwan mengenai lubang hitam sebelumnya.

Peristiwa ini merupakan pertama kali bagi ilmuwan dan manusia dalam menyaksikan peristiwa lubang hitam di sekitarnya dalam jarak begitu dekat dari Bumi.

Baca Juga: Api Abadi Yanar Dag, 4 Ribu Tahun Tak Pernah Padam

Peristiwa yang dikenal dengan Horizon Event atau Peristiwa Cakrawala, merupakan sebuah wilayah di sekitar lubang hitam yang tidak dapat dihindari oleh apa pun.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, lubang hitam akan menarik apa saja benda angkasa di sekitarnya termasuk cahaya sekalipun.

Diluar dari Horizon Event, terdapat sebuah titik yang disebut dengan ''orbit stabil dalam''.

Orbit tersebut merupakan tempat terdekat di lubang hitam namun benda yang berada di wilayah tersebut tak bisa masuk ke dalam lubang hitam.

Lubang hitam Cygnus X-1. (NASA)
Ilustrasi lubang hitam. (NASA)

Ia merupakan bagian dari akresi disk, piringan gas atau materi lain yang terbentuk di sekitar lubang hitam namun cukup jauh dari Horizon Event.

Dikutip dari situs resmi ESO, wilayah itu teramati dengan adanya tiga gumpalan cahaya yang terlihat mengelilingi lubang hitam.

''Sangat membingungkan untuk benar-benar menyaksikan materi yang mengorbit lubang hitam supermasif pada 30 persen kecepata cahaya. Ini detail peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, '' kata Oliver Pfuhl, seorang ilmuwan di MPE (Max Planck Institute for extraterrestrial Physics).

Penampakan lubang hitam supermasif di pusat Galaksi Bima Sakti sangat menakjubkan karena membuat ilmuwan membuktikan teori yang selama ini masih di atas kertas.

Berita Terkait
Berita Terkini

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB