Hitekno.com - Memasuki bulan November selalu mengingatkan kita untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.
Hari Pahlawan diperingati untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang di medan perang untuk memperebutkan kemerdekaan.
Banyak pahlawan nasional yang tak terbilang jumlahnya memberikan kontribusi yang besar untuk kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Penjual Es Krim Ini Rela Berenang ke Tengah Laut untuk Pelanggan
Namun, nyatanya terdapat beberapa tokoh yang namanya banyak dilupakan, bahkan ada yang mempertanyakan ketokohan mereka.
Salah satunya Tan Malaka, sosoknya dikenal sebagai tokoh kiri namun kontribusinya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup besar hingga Presiden Soekarno menghadiahkan gelar pahlawan nasional kepadanya.
Berikut empat Pahlawan Nasional yang namany jarang didengar namun jasanya untuk kemerdekaan Indonesia cukup besar.
Baca Juga: Saingi Ponsel Gaming Xiaomi, Nubia Red Magic 2 Akhirnya Rilis
Surjopranoto
Pahlawan Indonesia Surjopranoto lahir di Yogyakarta pada tahun 1871. Lulusan Sekolah Pertanian Bogor ini diangkat menjadi Kepala Dinas Pertaninan Wonosobo.
Pada tahun 1914, dirinya mendirikan organisasi Adhi Dharma yang bergerak di bidang Koperasi.
Baca Juga: Generasi 90an, Yuk Nostalgia Sama Jokes Receh di Tutup Botol Ini
Saat masa pendudukan Jepang, Surjopranoto menolak bekerjasama dengan pemerintah Jepang.
Hingga Indonesia Merdeka, Surjopranoto menyumbangkan tenaga untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Surjopranoto mendapat gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia tahun 1959 ditahun yang sama dirinya meninggal dunia.
Baca Juga: Presentasi di Kelas, Mahasiswa Ini Malah Salah Putar Video Dewasa
Tan Malaka
Sosok Misterius, Tan Malaka ini merupakan tamatan Kweekschool Bukit Tinggi pada umur 16 tahun di tahun 1913 lalu berlanjut ke Rijks Kweekschool di Haarlem, Belanda.
Tan Malaka pernah diasingkan ke negeri Belanda karena aktivitas politiknya, lalu ia pergi ke Moskwa dan bergerak sebagai agem komunis internasional untuk wilayah Asia Timur.
Namun ia berselisih paham karena tidak setuju dengan sikap Komintern yang menentang pan-Islamisme.
Tahun 1948, Tan Malaka dikenal sebagai penentang diplomasi dengan Belanda dam merugikan Indonesia. Tetapi berkat perjuangannya untuk Indonesia, ia ditetapkan sebagai pahalwan nasional pada tahun 1963.
Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker
Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker atau yang lebih dikenal dengan Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi.
Seorang keturunan Belanda yang memihak Indonesia, dirinya lahir pda tanggal 18 Oktober 1879 di Kota Pasuruan yang saat itu ada di wilayah pemerintahan Hindia Belanda.
Douwes Dekker merupakan serang wartawan yang banyak mengankat kasus kelaparan di wilayah Indrmayu. Tulisanya sebagai jurnalis juga banyak yang mengkritik kebijakan pemerintah kolonial.
Setelah merdeka, Douwes Dekker sempat menjadi menteri negara di kabinet Sjahrir III, bahkan ia menjadi delegasi negosiasi dengan Belanda dan pengajar di Akademi Ilmu Politik.
Pada tahun 1961 Douwes Dekker ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Kiai Haji Ahmad Rifa'i
Lahir di Kendal, Jawa Tengah tahun 1785, Kiai Haji Ahmad Rifa'i
berkeliling ke daerah untuk berdakwah agama Islam sekaligus membakar semangat untuk anti Belanda.
Karena dakwahnya tersebut, dirinya diasingkan ke Ambon lalu dipindahkan ke Manado oleh pemerintah kolonial.
Pada tahun 1870 pada usia 84 tahun, saat diasingkan ke Kampung Jawa Tondano, Manado, Kiai Haji Ahmad Rifa'i meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kyai Mojo.
Gimana sekarang kamu sudah mulai mengenal sosok Pahlawan Nasional yang berjasa untuk kemerdekaan Indonesia kan?