Hitekno.com - Peti mumi wanita berumur 3000 tahun akhirnya dibuka oleh tim peneliti. Mumi wanita tersebut ditemukan di dalam sarkofagus di makam Luxor yang banyak berisi patung.
Seorang mumi wanita diawetkan dengan sangat baik di dalam peti mati yang diketahui telah berumur lebih dari 3.000 tahun.
Sarkofagus itu merupakan salah satu dari dua peti yang ditemukan pada awal bulan November 2018.
Baca Juga: Kapal Karam Bawa Mobil Chevy 1927, Peneliti Kagum
Misi penelitian yang dipimpin oleh tim Prancis di Nekropolis Al-Assasif di tepi barat Sungai Neli berhasil membuahkan penemuan peti mati berusia ribuan tahun.
Salah satu dari dua peti mati itu berisi jenazah mumi yang diawetkan dari seorang wanita bernama Thuya.
Kementerian Barang Antik Mesir menjelaskan bahwa mereka akan meneliti lebih lanjut rincian nama lengkap dari mumi tersebut.
Baca Juga: Memanggil Alien, Peneliti Ciptakan Sinyal Laser Kuat
''Satu sarkofagus diketahui mengusung gaya rishi, yang berasal dari dinasti ke -17, sementara sarkofagus lainnya berasal dari dinasti ke-18,'' kata Menteri Barang Antik Mesir, Khaled al-Anani dalam sebuah pernyataan resmi.
Dikutip dari Guardian, dinasti ke-18 tercatat sebagai abad ke-13 SM yang mempunyai beberapa fira'un yang terkenal.
Beberapa fira'un yang terkenal di masa itu termasuk Tutankhamun dan Ramses II.
Baca Juga: Mumi Serigala Zaman Es Ditemukan, Umurnya 50 Ribu Tahun
Terletak di antara makam kerajaan di Lembah Para Ratu dan Lembah Para Raja , Nekropolis Al-Assasif adalah situs pemakaman para bangsawan yang dekat dengan fira'un.
Kemungkinan mumi wanita berumur 3000 tahun itu merupakan seorang bangsawan atau pejabat senior yang sangat dekat dengan fira'aun.
Peti mati yang terletak di makam pejabat fira'un itu juga menyimpan 1.000 patung mini yang disebut dengan ushabtis.
Baca Juga: Ditemukan Mumi Perempuan Kenakan Pakaian Beracun di Chile
Peneliti menyebutkan bahwa patung itu terbuat dari kayu, gerabah, dan tanah liat.
Kementerian Barang Antik Mesir berharap dengan adanya penemuan peti mumi wanita berumur 3000 tahun, wisawatan dapat kembali ke negaranya setelah gejolak politik di tahun 2011.