Teori Baru Hilangnya MH 370, Jatuh di Selatan Jakarta

Profesor ini mengklaim kemungkinan pesawat akan ditemukan jika pencarian dilakukan mencapai 90 persen.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Sabtu, 08 Desember 2018 | 13:15 WIB
Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines MH 370. (Wikipedia/ Laurent ERRERA)

Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines MH 370. (Wikipedia/ Laurent ERRERA)

Hitekno.com - Seorang profesor asal Denmark mengeluarkan teori baru mengenai hilangnya pesawat MH 370. Berdasarkan teorinya, kecelakaaan pesawat Malaysia Airlines MH 370 berada di barat daya Pulau Christmas, sebelah selatan Jakarta.

Profesor Martin Kristensen, seorang insinyur di Aarhaus University di Denmark, menerbitkan analisis matematis baru dari radar MH 370 dan data satelit.

Kita tahu bahwa alih-alih menuju utara ke Vietnam, penerbangan MH 370 justru melenceng ke timur.

Baca Juga: Bahan Bakar Habis, Pesawat Ruang Angkasa Dawn Akhiri Misi

Pencarian paling luas dalam sejarah penerbangan gagal menemukan MH 370 setelah secara misterius hilang pada 8 Maret 2014.

Tak lama setelah MH 370 lepas landas, transponder radar dan sistem komunikasinya mati semua. Kristensen menjelaskan bahwa itu adalah tindakan menyeramkan dan disengaja.

Ilustrasi pesawat kecelakaan. (Pixabay/ WanMaharaj)
Ilustrasi pesawat kecelakaan. (Pixabay/ WanMaharaj)

Itu berarti, begitu keluar dari jangkauan radar yang ada di darat, tidak ada yang bisa ''melihat'' di mana MH 370 berada.

Baca Juga: Critical Eleven, Sebelas Menit Paling Menegangkan di Pesawat

Tapi, siapa pun yang mencoba ''menghilangkan'' pesawat, telah mengabaikan satu hal penting. Satu hal itu adalah sensor pemantau mesin yang akan dilaporkan secara otomatis menuju satelit.

Menggunakan apa yang disebut ''handshake call'' ke satelit Inmarsat 3F1, peneliti mecoba mengungkap misteri MH 370.

Kristensen menjelaskan terdapat 4 kemungkinan di mana MH 370 jatuh. Kemungkinan pertama, MH 370 jatuh di atas India dan kemungkinan satunya lagi berada di atas Cina.

Baca Juga: Yang Dicari-cari Jika Pesawat Jatuh, Ini Cara Kerja Black Box

Namun tidak ada situs kecelakaan di kedua tempat tersebut setelah puing-puing ditemukan di pantai Samudera Hindia.

Jika memang berada di kedua negara tersebut, MH 370 seharusnya tertangkap radar dan jaringan telepon seluler.

Lokasi ketiga sesuai dengan area yang sudah ditelusuri oleh beberapa negara yang tergabung dalam tim pencari. Namun nyatanya setelah pencarian yang ''sangat mahal'', MH 370 belum juga ditemukan.

Baca Juga: Ini Kecanggihan Boeing 737 MAX 8, Pesawat Lion Air JT 610

Nah, kemungkinan lokasi keempat yang merupakan teori terkuat dari Kristensen belum diselidiki.

Itu merupakan sebuah tempat di sebelah barat daya Pulau Chistmas Australia yang berada di sekitar Samudra Hindia.

Untuk sampai ke sana, MH 370 harus memutar balik secara tiba-tiba di Teluk Benggal, kemudian terbang di sepanjang selatan Indonesia.

Lokasi yang dikenal sebagai busur ketujuh dan diyakini dilalui oleh MH 370. Bentuk X dipercaya sebagai tempat jatuhnya MH 370. (Google Earth/ Australian Transport Safety Bureau)
Lokasi yang dikenal sebagai busur ketujuh dan diyakini dilalui oleh MH 370. Bentuk X dipercaya sebagai tempat jatuhnya MH 370. (Google Earth/ Australian Transport Safety Bureau)

Kristensen merujuk pada laporan saksi mata dari perahu nelayan di sebelah utara Banda Aceh. Saksi menyebutkan bahwa pesawat terbang ke barat dengan ketinggian rendah dan membuat belokan ke selatan.

Perhitungan matematis yang dilakukan oleh insinyur terkenal asal Denmark itu juga mengarah ke sebelah selatan jauh dari ibukota Indonesia, Jakarta.

Peneliti mengusulkan zona pencarian baru dan terfokus dari 3500 kilometer persegi yang berpusat di 3.279 Selatan, 106.964 Timur.

Pencarian memiliki panjang total 140 km dan lebar 30 km.

''Kemungkinan menemukan pesawat di sana di atas 90 persen,'' kata Kristensen dikutip dari News.com.au.

Mengapa mereka mengambil tindakan dan arah yang drastis seperti itu?

Tempat yang diduga menjadi jatuhnya MH 370. (Gambar dari penelitian Martin Kristensen)
Tempat yang diduga menjadi jatuhnya MH 370. (Gambar dari penelitian Martin Kristensen)

Kristensen menjelaskan bahwa satu-satunya teori yang masuk akal adalah MH 370 ingin mendarat di Aceh atau membatalkan perjalanan dan terjun dengan parasut.

Akibat pesawat tidak mendarat di Banda Aceh, satu-satunya pilihan adalah melakukan terjun payung.

Untuk melakukan ini, pesawat harus terbang rendah dan lambat untuk membuka palka dan membiarkan penumpang keluar. Pilot akan memprogram dari mode penerbangan normal menjadi mode auto pilot.

Kristensen juga menjelaskan, karena itulah pesawat terlihat di ketinggian 11 km setelah Banda Aceh. Ia terbang rendah tanpa kabin yang bertekanan (karena kebocoran melalui pintu terbuka).

Itu menyebabkan kematian bagi semua penumpang yang masih hidup.

Teori baru hilangnya MH 370 menjadi pelengkap teori lainnya yang sampai kini masih belum terbukti.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB