Sedih, Super Blood Moon 2019 Tak Mampir ke Indonesia

Tenang, pasti bakal ada live streamingnya.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 14 Desember 2018 | 07:00 WIB
Super Blood Moon. (Timeanddate)

Super Blood Moon. (Timeanddate)

Hitekno.com - Di 2019 bakal terjadi lagi fenomena alam Super Blood Moon. Sayangnya, Super Blood Moon 2019 tidak terlihat dari Indonesia. Kita tak bisa mengamati peristiwa langit ini secara langsung.

Dilansir dari dibagikan Eclipse Wise, Gerhana Bulan Total hanya akan terlihat di sebagian besar wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, serta wilayah barat dan utara Eropa.

Sementara itu, sebagian wilayah Eropa lainnya maupun Afrika dan secuil wilayah Asia dapat melihat fase akhir dari peristiwa Gerhana Bulan Total tersebut.

Baca Juga: Buat Video Ala Roket, Gadis Ini Akhirnya Ke Bulan

Di Indonesia sendiri, Bulan telah terbenam saat gerhana tersebut berlangsung dan Matahari juga telah terbit di wilayah Indonesia saat puncak Super Blood Moon terjadi. Oleh karena itu, Indonesia tidak dapat menyaksikan peristiwa tersebut.

Nantinya, Bulan akan mulai memasuki bayangan Bumi tepat pada pukul 09:30 WIB dengan gerhana maksimum yang berlangsung pada pukul 12:15 WIB.

Sumber: Daily Express
Super Blood Moon. (Daily Express)

Secara total, seluruh gerhana akan berlangsung selama lebih dari lima jam. Indonesia baru akan melihat Gerhana Bulan Total kembali pada 8 November 2022 mendatang.

Baca Juga: Bukan Ide Bagus, Bulan Palsu Cina Bisa Berdampak Pada Lingkungan

Pada dasarnya, Super Blood Moon adalah peristiwa Gerhana Bulan Total, di mana posisi Bumi, Matahari, dan Bulan berada dalam syzygy, istilah dari bahasa Yunani yang berarti kesejajaran.

Saat peristiwa ini terjadi, Bumi akan berada di antara Matahari dan Bulan. Kondisi ini membuat cahaya Matahari yang seharusnya diterima Bulan akan terhalang Bumi.

Ilustrasi Bulan. (pakutaso)
Ilustrasi Bulan. (pakutaso)

Alih-alih menjadi gelap, nantinya Bulan akan tampak berwarna merah seperti darah sehingga dijuluki "Blood Moon".

Baca Juga: Ispace dan SpaceX Siapkan Misi ke Bulan

Warna merah pada Bulan berasal dari cahaya Matahari yang akan melewati atmosfer Bumi, sehingga terbiaskan saat mencapai permukaan Bulan.

Tingkat warna merahnya akan bergantung pada debu yang berada di atmosfer Bumi saat puncak gerhana terjadi.

Tak hanya itu, Bulan akan terlihat tampak sangat besar dari pandangan Bumi. Hal ini dikarenakan Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi atau dalam astronomi disebut dengan Perigee.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Gerhana Bulan Disebut Blood Moon

Tulisan ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Sayang, Super Blood Moon 2019 Tidak Mampir ke Indonesia.

Berita Terkait
Berita Terkini

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB